tag:blogger.com,1999:blog-59003860380697743022024-02-07T21:12:38.815-08:00aditya25aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.comBlogger35125tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-55590077076318078852011-05-29T17:59:00.001-07:002011-05-29T17:59:17.775-07:00OpenOffice.org Draw<div class="MsoNormal"><span style="font-size: 20.0pt;">tool menggambar (OpenOffice.org Draw)</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 20.0pt;">Draw</span></div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12.0pt;">Paket grafis handal</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12.0pt;">Menggambar dengan OpenOffice.org Draw</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">OpenOffice.org bukan sekadar aplikasi kantor biasa. Anda pun dapat menuangkan kreativitas Anda dalam menggambar dengan OpenOffice.org draw.Selain datang dengan Writer, Calc dan Impress, OpenOffice.org pun datang dengan Draw, sebuah aplikasi untuk menggambar. Anda dapat membuat bagan, diagram, bentuk 3D, dan berbagai bentuk kreatif lain, untuk kemudian dapat disimpan menjadi format EPS, BMP, EMF, GIF, JPEG, dan lainnya. Apabila diinginkan, karya Anda juga bisa diekspor ke format flash ataupun PDF. Bukalah OpenOffice.org draw dengan memilihnya dari menu desktop Anda. Anda juga bisa membukanya dengan membuka Writer terlebih dahulu, dan memilih File| New|Drawing. Sebuah interface yang mirip dengan Writer akan segera Anda lihat. Bedanya, sebagian besar kontrol Anda terletak di toolbar kiri.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">DRAW – dari sketsa hingga rancangan yang kompleks, DRAW memberikan Anda sebuah perangkat untuk berkomunikasi dengan grafis dan diagram.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">‘Parkirkan’ perangkat penggambar yang paling sering Anda gunakan disekitar layar Anda untuk akses yang lebih cepat.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">Gunakan Style dan Pemformatan untuk meletakkan semua style grafis Anda pada tanggan Anda.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">Memanipulasi obyek, merotasi dalam dua atau tiga dimensi; pengendali 3D meletakan lingkaran, tabung, dll sesuai keputusan Anda.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">Mengelola obyek: mengelompokkan, memisahkan, menggabungkan, dan mengedit obyek selama dikelompokkan. Proses rendering yang kompleks mengijinkan Anda membuat gambar yang realistis dengan tekstur milik Anda sendiri, efek cahaya, transparansi, perspektif, dan sebagainya.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">Smart connectors mempercepat pembuatan diagram alur, bagan organisasi, diagram jaringan, dll. Definisikan ‘titik temu’ organisasi Anda.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">Dimension lines secara otomatis mengkalkulasi dan menampilkan dimensi linier ketika Anda menggambar.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">Gunakan gambar-gambar Gallery untuk clipart; buat seni Anda sendiri dan tambahkan kedalam Gallery.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">Simpan gambar Anda dalam format OpenDocument, standar internasional baru untuk dokumen perkantoran. Format berbasis XML ini berarti Anda tidak terikat hanya pada DRAW. Anda bisa mengakses dokumen Anda dari sembarang perangkat lunak lain yang mendukung OpenDocument.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">Import graphis dari semua format umum (termasuk BMP, GIF, JPEG, PNG, TIFF, and WMF).</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt;">Gunakan kemampuan gratis DRAW untuk membuat kemampuan untuk membuat versi Flash (.swf) dari pekerjaan Anda.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-12727616148938170062011-05-29T17:54:00.000-07:002011-05-29T17:54:33.908-07:00Foreign Direct InvestmentForeign Direct Investment <br />
<br />
FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut 'home country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.<br />
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman kembali modal (reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru dalam FDI seperti pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi.<br />
Sebagian besar FDI ini merupakan kepemilikan penuh atau hampir penuh dari sebuah perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki bersama (joint ventures) dan aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang melibatkan tiga pihak atau lebih biasanya disebut sindikasi (atau 'syndicates') dan biasanya dibentuk untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan sumberdaya. Istilah FDI biasanya tidak mencakup investasi asing di bursa saham.<br />
<br />
FDI di Indonesia<br />
UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia adalah wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung luar negeri. Dalam dekade terakhir ini pemodal asing enggan menanamkan modalnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi ekonomi dan politik. Kini muncul tanda-tanda bahwa situasi ini berubah: ada sekitar 70% kenaikan FDI di paruh pertama tahun 2005, bersamaan dengan tumbuhnya ekonomi sebesar 5-6% sejak akhir 2004. Pada awal 2005, Inggris, Jepang, Cina, Hong Kong, Singapura, Australia, dan Malaysia adalah sumber-sumber FDI yang dianggap penting. Menurut data statistik UNCTAD, jumlah total arus masuk FDI di Indonesia adalah US$1.023 milyar pada tahun 2004 (data terakhir yang tersedia); sebelumnya US$0.145 milyar pada tahun 2002, $4.678 milyar pada tahun 1997 dan $6.194 milyar pada tahun 1996 [tahun puncak].<br />
Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber daya alam menguasai pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan maupun yang baru muncul) dan menekan biaya produksi dengan mempekerjakan buruh murah di negara berkembang, biasanya adalah para penanam modal asing ini. Contoh 'klasik' FDI semacam ini misalnya adalah perusahaan-perusahaan pertambangan Kanada yang membuka tambang di Indonesia atau perusahaan minyak sawit Malaysia yang mengambil alih perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia. Cargill, Exxon, BP, Heidelberg Cement, Newmont, Rio Tinto dan Freeport McMoRan, dan INCO semuanya memiliki investasi langsung di Indonesia. Namun demikian, kebanyakan FDI di Indonesia ada di sektor manufaktur di Jawa, bukan sumber daya alam di daerah-daerah.<br />
Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa mengontrolâ€"atau setidaknya punya pengaruh pentingâ€"manajemen dan produksi dari perusahaan di luar negeri. Hal ini berbeda dari portofolio atau investasi tak langsung, dimana pemodal asing membeli saham perusahaan lokal tetapi tidak mengendalikannya secara langsung. Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka-panjang. Itu sebabnya ia dianggap lebih bernilai bagi sebuah negara dibandingkan investasi jenis lain yang bisa ditarik begitu saja ketika ada muncul tanda adanya persoalan.<br />
<br />
FDI sebagai indikator ekonomi<br />
FDI kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis. Perubahan yang sangat besar telah terjadi baik dari segi ukuran, cakupan, dan metode FDI dalam dekade terakhir. Perubahan-perubahan ini terjadi karena perkembangan teknologi, pengurangan pembatasan bagi investasi asing dan akuisisi di banyak negara, serta deregulasi dan privatisasi di berbagai industri. Berkembangnya sistem teknologi informasi serta komunikasi global yang makin murah memungkinkan manajemen investasi asing dilakukan dengan jauh lebih mudah.<br />
Pengaruh terbesar FDI ini ada di negara-negara berkembang, dimana aliran FDI telah meningkat pesat dari rata-rata di bawah $10 milyar pada tahun 1970an menjadi lebih dari $200 milyar pada tahun 1999. Jumlah FDI di 'Dunia Ketiga' kini mencapai hampir seperempat FDI global. Di antara negara-negara lainnya, Cina adalah negara tuan rumah terbesar bagi FDI. Perusahaan-perusahaan multinasional besar dan konglomerat-konglomerat masih menjadi bagian terbesar dari FDI (sumber: UNCTAD). Negara-negara ASEAN dengan penghasilan menengah seperti Malaysia, Thailand, Indonesia, dan Filipina kini tengah menghadapi tantangan utama untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik mereka sebagai tuan rumah bagi FDI dalam lingkungan ekonomi yang berubah dengan pesat.<br />
Patut dicatat pula bahwa dana Bantuan Pembangunan Luar Negeri atau ODA (Overseas Development Assistance) dulunya adalah sumber utama dana pembangunan di banyak negara berkembang. Namun, pada tahun 2000 total ODA hanya tinggal setengah dari jumlahnya sebelum tahun 1990an. Pembiayaan swasta (privat), melalui FDI, telah menjadi sumber terbesar dari dana 'pembangunan'. Peningkatan luarbiasa FDI ini adalah akibat dari pertumbuhan pesat perusahaan-perusahaan transnasional dalam ekonomi global. Dari hanya sekitar 7.000 perusahaan multinasional di tahun 1960, angka itu melejit melampaui 63.000 dengan sekitar 690.000 afiliasi atau cabang menjelang akhir tahun 1990an. Lebih dari 75% dari perusahaan-perusahaan ini berasal dari negara maju di Eropa Barat dan Amerika Utara, sementara perusahaan-perusahaan subsider(cabang)nya beroperasi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Inilah gambaran sektor privat yang diperkirakan menguasai lebih dari duapertiga perdagangan internasional.<br />
Pemerintah sangat memberi perhatiaan pada FDI karena aliran investasi masuk dan keluar dari negara mereka bisa mempunyai akibat yang signifikan. Para ekonom menganggap FDI sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi karena memberi kontribusi pada ukuran-ukuran ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Gross Fixed Capital Formation (GFCF, total investasi dalam ekonomi negara tuan rumah) dan saldo pembayaran. Mereka juga berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan karena-bagi negara tuan rumah atau perusahaan lokal yang menerima investasi itu-FDI menjadi sumber tumbuhnya teknologi, proses, produk sistem organisasi, dan ketrampilan manajemen yang baru. Lebih lanjut, FDI juga membuka pasar dan jalur pemasaran yang baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih murah dan akses pada teknologi, produk, ketrampilan, dan pendanaan yang baru.<br />
<br />
FDI dan advokasi<br />
Mereka yang menentang mencatat bahwa FDI memberi makna lain pada ungkapan "Berpikir global, bertindak lokal" ('Think globally, act locally'). Mereka berpendapat bahwa FDI lebih menguntungkan negara asal (negara dari mana investasi itu ditanamkan) daripada negara tuan rumah (negara tujuan dimana investasi itu ditanamkan). Konglomerat-konglomerat multinasional dapat menggunakan kekuasaan mereka yang besar terhadap ekonomi-ekonomi yang lebih kecil dan lebih lemah. Mereka bisa menghabisi kompetisi lokal. FDI bisa membuat sebuah pabrik meningkatkan kapasitas produksi totalnya (seringkali juga dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada di negara asalnya); membawa produknya lebih dekat ke pasar-pasar luar negeri; membuka kantor-kantor penjualan lokal di negara tuan rumah; berkelit dari berbagai 'hambatan dagang' (trade barriers) dan menghindari tekanan pemerintah luar negeri pada produksi lokal.<br />
Lobi melawan FDI bisa dilakukan para pengkampanye dengan membuat perusahaan-perusahaan tersebut tahu risiko finansial atas investasi mereka dalam produksi yang tidak berkelanjutan secara sosial maupun lingkungan. Sejarah konflik atau catatan buruk pelanggaran hak asasi manusia di daerah tertentu negara tuan rumah dimana investasi asing hendak ditujukan membuat perusahaan lebih sulit mendapatkan jaminan atas risiko politik. Perusahaan multinasional seharusnya juga ditekan untuk mengadaptasi standar internasional tertinggi atas hak-hak masyarakat adat, dampak lingkungan, dan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja. Inisiatif-inisiatif PBB seperti Global Compact, Equator Principles, dan prinsip-prinsip tatakelola korporasi dari OECD bisa digunakan untuk membuat bank dan agen pembiayaan lain menghentikan pembiayaan investasi yang secara sosial atau lingkungan merusak. Banyak perusahaan lain kini mempunyai panduan tanggung jawab sosial korporasi-nya masing-masing. Aksi langsung di dalam dan di seputar berlangsungnya RUT (Rapat Umum Tahunan) pemegang saham perusahaan-perusahaan internasional juga terbukti menjadi alat yang efektif untuk menghasilkan publisitas.<br />
Salah satu kemungkinan mempengaruhi investasi asing adalah dengan mendorong investasi etis atau investasi yang bertanggungjawab secara sosial, yang biasa disebut SRI (Socially Responsible Investment). Walaupun belum menjadi arus utama, pasar SRI telah meningkat secara berarti. Di Inggris, SRI telah mencapai £7,1 milyar. Di AS, skema investasi etis telah mencapai US$153 milyar menjelang tahun 2000, sebuah peningkatan pesat dari US$12 milyar pada tahun 1995. Menurut laporan, sekitar 12% dari investasi total yang dikelola di AS adalah bagian dari skema SRI.<br />
<br />
Liberalisasi dan FDI di Indonesia<br />
UU Penanaman Modal pertama (UU No. 1/1967) yang dikeluarkan oleh Orde Baru dibawah pemerintahan Suharto sebenarnya mengatakan dengan jelas bahwa beberapa jenis bidang usaha sepenuhnya tertutup bagi perusahaan asing. Pelabuhan, pembangkitan dan transmisi listrik, telekomunikasi, pendidikan, penerbangan, air minum, KA, tenaga nuklir, dan media masa dikategorikan sebagai bidang usaha yang bernilai strategis bagi negara dan kehidupan sehari-hari rakyat banyak, yang seharusnya tidak boleh dipengaruhi pihak asing (Pasal 6 ayat 1).<br />
Setahun kemudian, UU Penanaman Modal Dalam Negeri (UU No. 6/1968) menyatakan: "Perusahaan nasional adalah perusahaan yang sekurang-kurangnya 51% daripada modal dalam negeri yang ditanam didalamnya dimiliki oleh Negara dan/atau, swasta nasional" (Pasal 3 ayat 1). Dengan kata lain, pemodal asing hanya boleh memiliki modal sebanyak-banyaknya 49% dalam sebuah perusahaan. Namun kemudian, pemerintah Indonesia menerbitkan peraturan pemerintah yang menjamin investor asing bisa memiliki hingga 95% saham perusahaan yang bergerak dalam bidang "... pelabuhan; produksi dan transmisi serta distribusi tenaga listrik umum; telekomunikasi; penerbangan, pelayaran, KA; air minum, pembangkit tenaga nuklir; dan media masa" (PP No. 20/1994 Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 5 ayat 1).<br />
Dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah Indonesia mengadakan International Infrastructure Summit pada tanggal 17 Januari 2005 dan BUMN summit pada tanggal 25-26 Januari 2005. <br />
Infrastructure summit menghasilkan keputusan eksplisit bahwa seluruh proyek infrastruktur dibuka bagi investor asing untuk mendapatkan keuntungan, tanpa perkecualian. Pembatasan hanya akan tercipta dari kompetisi antarperusahaan. Pemerintah juga menyatakan dengan jelas bahwa tidak akan ada perbedaan perlakuan terhadap bisnis Indonesia ataupun bisnis asing yang beroperasi di Indonesia..<br />
BUMN summit menyatakan jelas bahwa seluruh BUMN akan dijual pada sektor privat. Dengan kata lain, artinya tak akan ada lagi barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah dengan biaya murah yang disubsidi dari pajak. Di masa depan seluruh barang dan jasa bagi publik akan menjadi barang dan jasa yang bersifat komersial yang penyediaannya murni karena motif untuk mendapatkan laba.<br />
Kebijakan-kebijakan ini menunjukkan proses liberalisasi yang saat ini sedang berlangsung di semua sektor di Indonesia dan menunjukkan pentingnya FDI bagi pemerintah Indonesia. Semangat ayat-ayat dalam UUD 1945 yang bermaksud melindungi barang dan jasa publik yang bersifat strategis telah sirna.<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal">Sumber:<br style="mso-special-character: line-break;" /> </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Lembar fakta ini sebagian besar merujuk pada: <br />
<span style="color: #00b0f0;">www.going-global.com/articles/understanding_foreign_direct_investment.htm dan www.jubileedebtcampaign.org.uk/<br style="mso-special-character: line-break;" /> <div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Website-website lain yang relevan adalah:<br />
<span style="color: #00b0f0;">"www.bkpm.go.id/</span> - Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia<br />
<span style="color: #00b0f0;">"www.worldbank.org/data"</span> - facts and figures indikator pembangunan<br />
<span style="color: #00b0f0;">"www.unctad.org/"</span> - sejumlah laporan tentang kecenderungan investasi global dan regional, <br />
<span style="color: #00b0f0;">www.oecd.org/</span> - kecenderungan investasi asing global, country investment guides<br />
<span style="color: #00b0f0;">"www.opic.gov/" www.opic.gov/</span> - Outline dari berbagai program asuransi dan pendanaan yang tersedia bagi perusahaan-perusahaan AS yang berinvestasi di luar negeri.</div></span></div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-4091917092429142522011-05-29T17:05:00.000-07:002011-05-29T17:05:10.349-07:00Domestic Direct Investment<div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 14.0pt;">Domestic Direct Investment</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Penanam modal dalam negeri (PMDN) adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal diwilayah negara Republik Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Penanaman modal dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah penanaman modal yang dilaksanakan berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1970.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Permohonan Penanaman Modal Baru untuk PMDN dapat dilakukan oleh PT, CV, Fa, Koperasi, BUMN, BUMD, atau Perorangan.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Permohonan Penanaman Modal Baru yang berlokasi di 2 (dua) Propinsi atau lebih diajukan kepada BKPM.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Permohonan Penanaman Modal Baru diajukan dengan menggunakan Formulir Aplikasi Model I/PMDN</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Dokumen pendukung permohonan:</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Bukti diri pemohon : </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Rekaman Akte Pendirian perusahaan dan perubahannya untuk PT, BUMN/ BUMD, CV, Fa; atau</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Rekaman Anggaran Dasar bagi Badan Usaha Koperasi; atau</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Rekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Perorangan.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Surat Kuasa dari yang berhak apabila penandatangan permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pemohon.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Uraian Rencana Kegiatan : </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Uraian Proses Produksi yang dilengkapi dengan alir proses (Flow Chart), serta mencantumkan jenis bahan baku/bahan penolong, bagi industri pengolahan; atau</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Uraian kegiatan usaha, bagi kegiatan di bidang jasa.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Persyaratan dan/atau ketentuan sektoral tertentu yang dikeluarkan oleh Pemerintah, seperti yang tercantum antara lain dalam Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penanaman Modal.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Khusus sektor pertambangan yang merupakan kegiatan ekstraksi, sektor energi, sektor perkebunan kelapa sawit dan sektor perikanan harus dapat rekomendasi dari instansi yang bersangkutan.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Khusus untuk bidang usaha industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit yang bahan bakunya tidak berasal dari kebun sendiri, harus dilengkapi dengan jaminan bahan baku dari pihak lain yang diketahui oleh Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota setempat.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Bagi bidang usaha yang dipersyaratkan kemitraan : </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kesepakatan/perjanjian kerjasama tertulis mengenai kesepakatan bermitra dengan Usaha Kecil, yang antara lain memuat nama dan alamat masing-masing pihak, pola kemitraan yang akan digunakan, hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan bentuk pembinaan yang diberikan kepada usaha kecil.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Akta Pendirian atau perubahannya atau risalah RUPS mengenai penyertaan Usaha Kecil sebagai pemegang saham, apabila kemitraan dalam bentuk penyertaan saham.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Surat Pernyataan di atas materai dari Usaha Kecil yang menerangkan bahwa yang bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Note : Untuk persyaratan No. 5 a, b, c akan di koordinasikan oleh BKPM dengan instansi terkait</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Proses pengurusan:</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pemeriksaan dan persiapan permohonan MODEL I / PMDN</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pengajuan dan monitor permohonan</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Akta Pendirian Perusahaan dari Notaris</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Surat Keterangan Domisili Perusahaan</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">NPWP – Nomor Pokok Wajib Pajak</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">SPPKP – Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">TDP – Tanda Daftar Perusahaan</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Perusahaan Penanaman Modal Negeri mendapatkan fasilitas dalam bentuk :</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu;</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri;</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu;</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; dan</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kriteria Perusahaan Penanaman Modal Negeri yang mendapatkan fasilitas antara lain :</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Menyerap banyak tenaga kerja</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Termasuk skala prioritas tinggi</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">termasuk pembangunan infrastruktur</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">melakukan alih teknologi</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">melakukan industri pionir</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">menjaga kelestarian lingkungan hidup</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi didalam negeri.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">II. Peraturan dan Perundang-undangan terkait :</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Undang-undang No. 25 Tahun 2007 - Tentang Penanaman Modal</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Peraturan Presiden No. 36 Th 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Peraturan Kepala BKPM No. 12 Tahun 2009 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">http://amertapersada.com/?p=83</span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">http://www.jbs.co.id/penanaman-modal-dalam-negeri-pmdn-menuperijinan-96.html</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-30401054821087634572011-05-29T16:55:00.000-07:002011-05-29T16:55:03.965-07:00Emerging Markets<div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 14.0pt;">Emerging Markets</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pasar Muncul adalah negara-negara dengan atau bisnis kegiatan sosial dalam proses yang cepat pertumbuhan dan</span> <span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">industrialisasi . berdasarkan data dari tahun 2006 ada sekitar 28 muncul [pasar diperlukan kutipan ] (menurut data tahun 2010 ada lebih dari 40 pasar negara berkembang [ rujukan? ]) di dunia, dengan perekonomian Cina dan India dianggap sebagai yang terbesar. Menurut The Economist banyak orang menemukan istilah ketinggalan jaman, tetapi tidak ada istilah baru belum memperoleh banyak daya tarik. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">The ASEAN-China Free Trade Area , diluncurkan pada tanggal 1 Januari 2010, adalah yang terbesar regional emerging market di dunia</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 14.0pt;">Terminologi</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pada 1970-an, "negara kurang ekonomis maju" (LEDCs) adalah istilah umum untuk pasar yang kurang "maju" (dengan langkah-langkah objektif atau subjektif) daripada negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Jepang. Pasar ini seharusnya memberikan potensi yang lebih besar untuk keuntungan, tetapi risiko juga lebih dari berbagai faktor. Istilah ini dirasakan oleh beberapa orang untuk menjadi tidak cukup positif sehingga label pasar berkembang lahir. Istilah ini menyesatkan karena tidak ada jaminan bahwa suatu negara akan berpindah dari "kurang berkembang" menjadi "lebih berkembang", meskipun itu adalah kecenderungan umum di dunia, negara juga bisa bergerak dari "lebih berkembang" ke "kurang berkembang" . </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Awalnya dibawa ke fashion di tahun 1980 saat itu Bank Dunia ekonom Antoine van Agtmael , [4] Istilah ini kadang-kadang longgar digunakan sebagai pengganti untuk negara berkembang, tapi benar-benar menandakan sebuah fenomena bisnis yang tidak sepenuhnya dijelaskan oleh atau dibatasi untuk geografi atau ekonomi kekuatan; seperti negara dianggap dalam fase transisi antara berkembang dan dikembangkan status. Contoh negara berkembang termasuk Indonesia , Iran , beberapa negara Amerika Latin , beberapa negara di Asia Tenggara , kebanyakan negara di Eropa Timur , Rusia , beberapa negara di Timur Tengah , dan bagian dari Afrika . Menekankan sifat fluida dari kategori, politik ilmuwan Ian Bremmer mendefinisikan pasar yang muncul sebagai "negara dimana politik hal setidaknya sebanyak ekonomi ke pasar". [5] </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Penelitian pasar yang muncul adalah disebarkan dalam manajemen sastra. Sementara para peneliti termasuk CK Prahalad , George Haley , Hernando de Soto , Usha Haley , dan beberapa profesor dari Harvard Business School dan Yale School of Management telah dijelaskan kegiatan di negara-negara seperti India dan China, bagaimana pasar muncul sedikit dipahami. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pada tahun 2008 Emerging Ekonomi Laporan, [6] di Pusat Pengetahuan Masyarakat mendefinisikan Emerging Economies sebagai orang "wilayah dunia yang mengalami informationalization cepat dalam kondisi atau sebagian industrialisasi terbatas." Tampaknya pasar negara berkembang terletak di persimpangan perilaku pengguna non-tradisional, munculnya kelompok pengguna baru dan adopsi masyarakat produk dan layanan, dan inovasi dalam teknologi produk dan platform. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Negara-negara industri baru pada 2010. Ini merupakan kategori pertengahan antara maju dan berkembang sepenuhnya. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Istilah "negara berkembang pesat" digunakan untuk menunjukkan pasar negara berkembang seperti The United Arab Emirates , Chili dan Malaysia yang mengalami pertumbuhan yang cepat. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Dalam beberapa tahun terakhir, istilah baru telah muncul untuk menggambarkan terbesar negara-negara berkembang seperti BRIC yang berdiri untuk Brazil , Rusia , India , dan Cina , [7] bersama dengan BRICET (BRIC + Eropa Timur dan Turki), BRICs (BRIC + Afrika Selatan ), BRICM (BRIC + Mexico), BATA (+ Korea Selatan BRIC), Sebelas Berikutnya (Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Filipina, Korea Selatan, Turki, dan Vietnam) dan Musang (Colombia, Indonesia , Vietnam, Mesir, Turki dan Afrika Selatan). [8] Negara-negara ini jangan berbagi agenda bersama, tetapi beberapa ahli percaya bahwa mereka sedang menikmati peran peningkatan dalam perekonomian dunia dan pada platform politik. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Sulit untuk membuat daftar yang tepat yang muncul (atau maju) pasar; pemandu terbaik cenderung menjadi sumber informasi investasi seperti ISI Emerging Markets dan The Economist pembuat pasar atau indeks (seperti Morgan Stanley Capital International ). Sumber-sumber yang baik-informasi, tetapi sifat sumber informasi investasi mengarah pada dua masalah potensial. Salah satunya adalah unsur historisitas; pasar dapat dipertahankan dalam indeks untuk kontinuitas, bahkan jika negara-negara maju sejak masa lalu fase emerging market. Kemungkinan contoh dari hal ini adalah Korea Selatan [9] dan Taiwan . Sebuah kedua adalah penyederhanaan yang melekat dalam membuat indeks, negara kecil, atau negara dengan likuiditas pasar yang terbatas sering tidak dianggap, dengan tetangga mereka yang lebih besar dianggap sebagai yang tepat berdiri-in. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Dalam Opalesque.TV video, hedge fund manager Jonathan Binder membahas relevansi dan masa depan saat ini istilah "muncul" pasar dalam dunia keuangan. Binder mengatakan bahwa di masa depan investor tidak akan selalu berpikir tentang klasifikasi tradisional "G10" (atau G7) versus "emerging markets". Sebaliknya, orang harus melihat dunia sebagai negara yang bertanggung jawab dan fiskal negara-negara yang tidak. Apakah negara yang di Eropa atau di Amerika Selatan harus membuat perbedaan, membuat tradisional "blok" kategorisasi tidak relevan. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">The Big Emerging Market (BEM) ekonomi adalah (menurut abjad dipesan): Brasil , Cina , Mesir , India , Indonesia , Meksiko , Filipina , Polandia , Rusia , Afrika Selatan , Korea Selatan [9] dan Turki . [10] </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">negara industri baru muncul pasar yang perekonomiannya belum mencapai status dunia pertama tetapi memiliki, dalam arti makroekonomi, melampaui mengembangkan rekan-rekan mereka. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">investor individu dapat berinvestasi di pasar negara berkembang baik melalui ADR (American deposan Penerimaan - saham perusahaan asing yang diperdagangkan di bursa saham AS) atau melalui dana exchange traded (pertukaran dana ETF diperdagangkan atau keranjang memegang saham). tukar diperdagangkan dana dapat difokuskan pada suatu negara tertentu (misalnya, Cina, India) atau wilayah (misalnya, Asia-Pasifik, Amerika Latin).</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">http://en.wikipedia.org/wiki/Emerging_markets</span></div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-32839359740198376442011-05-28T17:03:00.001-07:002011-05-28T17:03:32.311-07:00Investasi<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pengertian</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Produk</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Beberapa produk investasi dikenal sebagai efek atau surat berharga. Definisi efek adalah suatu instrumen bentuk kepemilikan yang dapat dipindah tangankan dalam bentuk surat berharga, saham/obligasi, bukti hutang (Promissory Notes), bunga atau partisipasi dalam suatu perjanjian kolektif (Reksa dana), Hak untuk membeli suatu saham (Rights), garansi untuk membeli saham pada masa mendatang atau instrumen yang dapat diperjual belikan.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Bentuk</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Resiko</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selain dapat menambah penghasilan seseorang, investasi juga membawa risiko keuangan jika investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah faktor keamanan (baik dari bencana alam atau diakibatkan faktor manusia), atau ketertiban hukum.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi</span></div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-43463237607702128412011-05-28T17:02:00.000-07:002011-05-28T17:02:41.734-07:00Pengaruh Pajak Terhadap Kebijakan Fiskal<div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">target penerimaan pajak Ditjen Pajak dalam APBN 2009 mencapai Rp 577,4 triliun, berarti masih kurang Rp 11,6 triliun. Total target penerimaan perpajakan (termasuk penerimaan perpajakan dari Ditjen Bea Cukai) pada APBN 2009 mencapai Rp 652 triliun atau sekitar 75 persen dari Penerimaan Dalam Negeri atau(sekitar 65,2 persen dari volume APBN 2009.Pada tahun 2010, penerimaan perpajakan ditargetkan Rp 742,7 triliun atau sekitar 78 persen dari Penerimaan Dalam Negeri atau sekitar 71 persen dari volume APBN 2010. Target penerimaan perpajakan sebesar Rp 742,7 triliun tersebut naik sebesar Rp 90,7 triliun dibanding target dalam APBN 2009. Dari target tersebut, sebesar Rp 658,2 triliun merupakan pajak yang dikelola Ditjen Pajak. Dari fakta-fakta ini terlihat kontribusi penerimaan perpajakan dalam APBN sangat dominan. Karena itu, penting menjaga lingkungan perpajakan yang kondusif agar masyarakat turut menyuk-seskannya.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Selain sebagai kontributor terbesar bagi APBN, pajak juga menjadi instrumen penting dalam kebijakan fiskal. Salah satu peran pentingnya tersebut sudah dibuktikan pada 2009. Di tengah krisis ekonomi global, ekonomi kita ternyata masih bisa tumbuh positif. Salah satunya adalah karena efek dari insentif pajak, seperti penurunan tarif PPh, pajak ditanggung pemerintah, peningkatan penghasilan tidak kena pajak (PTKP), dan lain sebagainya. Melalui insentif pajak ini, daya beli masyarakat tetap terjaga sehingga konsumsi masyarakat tetap tumbuh.Apakah ini berarti peran pajak dalam kebijakan fiskal telah optimal? Saya berpendapat optimalisasi pajak masih terbuka untuk ditingkatkan. Pajak merupakan faktor yang tidak bisa lepas dari PDB. Itulah mengapa untuk mengetahui optimalisasi penerimaan pajak selalu dikaitkan dengan PDB dalam sebuah rasio yang disebut tax ratio. Idealnya, setiap peningkatan PDB atau terjadi pertumbuhan ekonomi, penerimaan pajak juga harus meningkat.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Tax ratio kita pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 12,4 persen terhadap PDB. Tax ratio 2010 ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 12 persen, tetapi lebih rendah dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 13,3 persen. Masih rendahnya tax ratio ini tentunya menjadi catatan tersendiri, karena pada 2007, pemerintah pernah membuat target tax ratio akhir 2009 mencapai 16 persen. Sayangnya, pada 2009 justru terjadi krisis, yang tentunya akan bertentangan dengan semangat menggenjot pertumbuhan ekonomi, bila pajak harus pula digenjot. Persoalannya bukan di situ, tapi yang terpenting adalah bagaimana caranya agar tax ratio bisa ditingkatkan.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pemerintah biasanya melihat rendahnya tax ratio sebagai bukti bahwa masih banyaknya bidang usaha yang belum terkena pajak. Penilaian ini tidak keliru karena faktanya tax coverage ratio kita memang tergolong rendah (yaitu sekitar 70 persen) dibandingkan negara-negara lain. Walaupun begitu, juga tidak terlalu tepat bila argumentasi ini kemudian dijadikan dasar peningkatan perpajakan semata-mata melalui ekstensifikasi pajak. Upaya ekstensifikasi pajak penting untuk meningkatkan basis perpajakan. Namun, langkah ini juga perlu mempertimbangkan dampaknya bagi perekonomian, bila kemudian upaya ekstensifikasi difokuskan pada usaha-usaha kecil yang sesungguhnya membutuhkan lebih banyak insentif.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Selain melakukan ekstensifikasi, ada baiknya bila pemerintah lebih menekankan pada upaya intensifikasi pada basis perpajakan yang dimiliki saat ini. Intensifikasi ini khususnya diarahkan untuk mengejar wajib pajak bosan Di sini, selain perlu meningkatkan kepatuhan wajib pajak, pemerintah juga perlu fokus pada law enforcement terhadap aparat pajaknya. Karena, pada kedua titik inilah sering terjadi berbagai bentuk penghindaran pajak. Mengingat besarnya magnitude jumlah pajak yang harus dibayar, tentunya hal ini berpotensi menggoda wajib pajak dan aparat pajak untuk melakukan penghindaran pajak. Dan saya kira, terungkapnya kasus mafia pajak saat ini, penting dijadikan momentum untuk menegakkan law enforcement terhadap apa-rat pajak dan wajib pajak besar yang nakal.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Mengapa isu tax ratio ini, sekalipun -penggunaannya sebagai indikator banyak digugat, penting dicermati? Faktanya bahwa faktor pembentuk PDB tidak hanya berasal dari swasta, tetapi juga berasal dari pemerintah melalui APBN. Dan, faktanya bahwa APBN kita sebagian dibiayai dengan utang. Pemerintah mengatakan bahwa posisi utang kita aman sekalipun jumlahnya terus meningkat, karena rasio utang terhadap PDB terus menurun. Pemerintah menyebut rendahnya rasio utang mengindikasikan jumlah utang yang ditarik pemerintah setiap tahun telah dilakukan secara hati-hati, terencana, dan tepat sasaran. Sehingga, kontribusinya terhadap perekonomian nasional telah mendorong peningkatan ekonomi dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan peningkatan utang itu sendiri.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Karena utang pemerintah dikatakan telah memberikan dampak positif bagi perekonomian, tentunya kita juga berharap bahwa peningkatan perekonomian juga kembali ke APBN melalui peningkatan pajak. Harapannya, dengan peningkatan pajak, jumlah utang pemerintan .dapat dikurangi agar APBN kita menjadi semakin lebih sehat. Saya memiliki keyakinan jika kita fokus pada pembenahan internal aparat pajak dan pada peningkatan kepatuhan wajib pajak besar, sekalipun dengan tingkat tax coverage ratio saat ini, sesungguhnya tax ratio kita bisa lebih tinggi.Karena itu, kita sangat berharap reformasi birokrasi dan perpajakan betul-betul diimplementasikan secara konsisten dengan law enforcement yang kuat.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Di satu sisi, pemerintah mengimbau agar wajib pajak segera menyelesaikan kewajiban pajaknya, di sisi lain muncul berita mafia pajak, yang berpotensi melemahkan semangat membayar pajak. Berdasarkan siaran pers Ditjen Pajak, realisasi penerimaan pajak tahun 2009 yang dikelola Ditjen Pajak (termasuk PPh Migas) hingga 31 Desember 2009 mencapai Rp 565,77 triliun. Sementara itu, target penerimaan pajak Ditjen Pajak dalam APBN 2009 mencapai Rp 577,4 triliun, berarti masih kurang Rp 11,6 triliun. Salah satunya adalah karena efek dari insentif pajak, seperti penurunan tarif PPh, pajak ditanggung pemerintah, peningkatan penghasilan tidak kena pajak (PTKP), dan lain sebagainya. Intensifikasi ini khususnya diarahkan untuk mengejar wajib pajak bosan Di sini, selain perlu meningkatkan kepatuhan wajib pajak, pemerintah juga perlu fokus pada law enforcement terhadap aparat pajaknya. Mengingat besarnya magnitude jumlah pajak yang harus dibayar, tentunya hal ini berpotensi menggoda wajib pajak dan aparat pajak untuk melakukan penghindaran pajak. Dan saya kira, terungkapnya kasus mafia pajak saat ini, penting dijadikan momentum untuk menegakkan law enforcement terhadap apa-rat pajak dan wajib pajak besar yang nakal. Saya memiliki keyakinan jika kita fokus pada pembenahan internal aparat pajak dan pada peningkatan kepatuhan wajib pajak besar, sekalipun dengan tingkat tax coverage ratio saat ini, sesungguhnya tax ratio kita bisa lebih tinggi.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">http://b-prakoso27210001.blogspot.com/2011/05/pengaruh-pajak-apbn-terhadap-kebijakan.html</span></div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-87587697641785902302011-05-28T16:59:00.000-07:002011-05-28T16:59:49.139-07:00Pengaruh APBN Terhadap Kebijakan Fiskal<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijaksanaan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>fiskal adalah kebijaksanaan yang kedua dibidang pengendalian makro adalah. Kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan fiskal adalah dua kebijaksanaan yang merupakan alat utama bagi perencana ekonomi nasional untuk mengendalikan keseimbangan makro perekonomiannya. Keduanya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sangat erat berkaitan satu sama lain, sehingga dalam praktek yang sering dijumpai adalah kebijaksanaan fiskal yang juga mempunyai konsekuensi-konsekuensi moneter atau kebijaksanaan moneter dengan konsekuensi-konsekuensi fiskal. Kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam ini mungkin lebih cocok disebut ‘kebijaksanaan fiskal-moneter”.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan kata lain, kebijakan fiscal adalah kebjakan pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran Negara.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pembahasan ini diawali<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengenai hubungan antara APBN dan kebijaksanaan fiskal. Hal ini sejalan dengan pengertian umum bahwa kebijaksanaan fiskal adalah kebijaksanaan yang dilaksanakan lewat APBN. Dalam bagian selanjutnya kita akan meneliti apakah pengaruh dan suatu “kebijaksanaan fiskal”, yang dicerminkan oleh suatu struktur APBN tertentu, ter hadap perekonomian. Akhirnya kita akan mengambil sebuah contoh untuk menunjukkan bagaimana kita bisa memperkirakan pengaruh dan suatu kebijaksanaan fiskal dengan menggunakan aijabar sederhana.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Dari semua unsur APBN hanya pembelanjaan Negara atau pengeluaran dan Negara dan pajak yang dapat diatur oleh pemerintah dengan kebijakan fiscal. Contoh kebijakan fiscal adalah apabila perekonomian nasional mengalami inflasi,pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">APBN DAN KEBIJAKSANAAN FISKAL</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pengaruh kebijaksanaan fiskal terhadap perekonomian bisa dianalisa dalam dua tahap yang berurutan, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Bagaimana suatu kebijaksanaan uiskal diterjemahkan men jadi suatu APBN dan</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Bagaimana APBN tersebut mempengaruhi perekonomian.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Dalam bagian ini kita akan mengaji tahap 1. Khususnya kita akan membahas makna dan suatu kebijaksanaan fiskal dilihat dari struktur pos-pos APBN.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">APBN mempunyai dua sisi, yaitu sisi yang mencatat pengeluaran dan sisi yang mencatat penerimaan. Sisi pengeluaran mencatat semua kegiatan pemerintah yang memerlukan uang untuk pelaknaannya. Dalam praktek macam pos-pos yang tercantum di sisi ini sangat beraneka ragam dan mencerminkan apa yang ingin dilaknakan pemerintah dalam programnya. Untuk tujuan pembahasan</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Dibagian lain terdiri dan pos utama, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pengeluaran pernerintah untuk pembelian barang/jasa,</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawainya,</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pengeluaran pemerintah untuk transfer payments yang ini liputi misalnya, pembayaran subsidi/bantuan Iangsung kepada berbagai golongan masyarakat, pembayaran pensiun, pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada masyarakat.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Semua pos pada sisi pengeluaran tersebut memerlukan dana untuk melaksanakannya. Sisi penerimaan menunjukkan darimana dana yang diperlukan tersebut diperoleh. Ada empat sumber utama untuk memperoleh dana tersebut, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pajak (berbagai macam),</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pinjaman dan bank sentral,</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pinjaman dan masyarakat dalam negeri,</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">pinjaman dan luar negeri.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Pola persebaran sumber daya</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Distribusi pendapatan</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Anggaran Berimbang (Balanced Budget)</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">http://yumeikochi.wordpress.com/2011/04/02/kebijakan-fiskal/</span></div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-70996353426339608052011-05-28T16:58:00.000-07:002011-05-28T16:58:05.157-07:00Kebijakan Fiskal<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3; text-align: center;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebijakan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>fiskal dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">anggaran belanja Negara </span>dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian, khususnya Perekonomian Indonesia.<br />
<br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Anggaran belanja Negara terdiri dari</span></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penerimaan atas pajak</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengeluaran pemerintah (goverment expenditure)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">transfer pemerintah (government transfer) </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">government transfer</span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Biaya transfer pemerintah merupakan pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang tidak menghasilkan balas jasa secara langsung. Contoh pemberian beasiswa kepada mahasiswa, bantuan bencana alam dan sebagainya.<br />
<br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Salah satu pengaruh penerapan kebijakan fiskala dalah pada pendapatan nasional</span><br />
<br />
Pada system perekonomian yang tertutup (tidak ada perdagangan internasional) maka pendapatan nasional (Y) dapat tersusun atas konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G).Dirumuskan : <br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Y = C + I + G</span><br />
Dimana konsumsi (C) sebagai fungsi dirumuskan sebagai : <br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">C = aY + b</span><br />
<br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Pendapatan disposibel (YD) sebagai nilai pendapatan yang dapatdibelanjakan diformulasikan sebagai :</span><br />
<br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">YD = Y – Tx + Tr</span><br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">YD = C + S</span><br />
Dimana : <br />
Tx : Pajak<br />
Tr : Transfer pemerintah<br />
S : Saving <br />
Dimana saving dapatdifungsikan sebagai : <br />
<br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">S = (1-a)Y – b </span><br />
<br />
Dengan pendekatan matematis dapatditemukan adanya angka pengganda/ multiplier dalam perekonomian dengan penggunaan kebijakan fiskal, yaitu : <br />
<br />
</span><span lang="IN" style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. </span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Angka pengganda investasi<br />
</span><span lang="IN" style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. </span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Angka pengganda konsumsi<br />
</span><span lang="IN" style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.</span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Angka pengganda pengeluaran pemerintah<br />
</span><span lang="IN" style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.</span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Angka pengganda transfer pemerintah<br />
</span><span lang="IN" style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. </span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Angka pengganda pajak<br />
<br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">HUBUNGAN KEBIJAKAN FISKAL DENGAN KEBIJAKAN MONETER DAN DESENTRALISASI</span><br />
<br />
Koordinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal<br />
–Pemantapan koordinasi untuk menjagas asaran bersama<br />
–Harmonisasi kebijakan moneter dan fiscal untuk mengoptimalkan pertumbuhan<br />
–Mengendalikanl ikuiditas perekonomian dengan mengupayakan: </span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sukubunga yang secara riil mampu menjaga kepercayaan terhadap Rupiah</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengurangitekanan inflasi</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyediaan insentif untuk mendukung percepatan sector riil</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Koordinasi Kebijakan Fiskal dan Desentralisasi</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meningkatkan efektifitas dan efisiensi belanja sebagai stimulus pembangunan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memperbaiki pelaksanaananggaran di daerah-daerah untuk mendukung percepatan pembangunan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Percepatan persetujuan APBD</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pelaporan dan penggunaan belanja APBD</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatan kepastian hukum dan keserasian peraturan pusatdan daerah diprioritaskan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penegakan hukum persaingan usaha,</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sinkronisasi UU Penanaman Modal Tahun2007 dengan berbagai peraturan daerah & Juklak UU Penanaman Modal</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyusunan rancangan perubahan UU No. 5/1999 untuk membangun system pasar yang lebih sehat</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-kebijakan-fiskal.html</span></div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-90118367328212675932011-05-28T16:55:00.000-07:002011-05-28T16:55:02.519-07:00Kebijakan Ekonomi Dalam Pengaruhnya Dengan Suku Bunga<div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Permasalahan perekonomian suatu negara sangat beraneka ragam diantaranya laju inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dll. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah dapat melakukan kebijakan, sebagai berikut.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">1. Kebijakan Fiskal</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan fiskal pada prinsipnya merupakan kebijakan yang mengatur tentang penerimaan dan pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara antara lain dan pajak, penerimaan bukan pajak serta bantuan/pinjaman dan luar negeri. Selain itu, pengeluaran dibagi menjadi dua kelompok besar yakni pengeluaran yang bersifat rutin seperti membayar gaji pegawai, belanja barang serta pengeluaran yang bersifat pembangunan. Dengan demikian, kebijakan fiskal merupakan kebijakan pengelolaan keuangan negara dan terbatas pada sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">2. Kebijakan Moneter</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bab 1 Pasal 10 yang dimaksud dengan Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Beberapa kebijakan fiskal dan moneter yang diambil pemerintah pada saat krisis untuk merespons anjloknya nilai rupiah adalah sebagai berikut (Marie M, 2004).</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">a) Kontraksi rupiah secara besar-besaran melalui kebijakan fiskal (APBN) dengan cara menekan pengeluaran dan menunda pembayaran-pembayaran yang tidak mendesak.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">b) Bank Indonesia meningkatkan suku bunga, sehingga suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) mencapai 70% dengan maksud membatasi ekspansi kredit perbankan dan menarik uang yang beredar dan sistim perbankan yang dikonversikan ke dalam SBI pada Bank Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">c) Bank Indonesia melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar pada saat diperlukan jika rupiah menunjukkan tanda-tanda yang benar-benar mengkhawatirkan.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">d) Pembatalan dan penundaan berbagai mega proyek pemerintah guna memperketat pengeluaran melalui APBN serta mengurangi laju impor barang agar cadangan devisa tidak semakin terkuras. Demikian pula pihak swasta dihimbau untuk menunda</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">berbagai proyek yang bernilai besar agar impor dapat dikurangi guna menolong cadangan devisa nasional.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">http://artikelekonomi.com/artikel/pengaruh+suku+bunga+dalam+ekonomi.html</span></div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-27220907108427463912011-05-28T16:53:00.001-07:002011-05-28T16:53:35.627-07:00Kebijakan Fiskal dan Moneter Kebijakan Pengaruh pada Pasar dan peredaran uang<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kita mengetahui bahwa analisa fundamental sedikit-banyak mempengaruhi trend pergerakan pasar. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang umumnya bersifat politis akan ditanggapi baik negatif maupun positif oleh pasar. Untuk itu biasanya pemerintah sangat berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan fiskal dan moneter yang akan memberikan pengaruh pada pasar. Apa sebenarnya kebijakan fiskal dan moneter itu?</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan fiskal umumnya didefinisikan sebagai kebijakan ekonomi untuk mengarahan kondisi perekonomian yang lebih baik dengan jalan mengubah pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Penerapan kebijakan fiskal ini umumnya berhubungan erat dengan penerimaan dari pajak. Pemerintah harus bijak membuat keputusan yang berkenaan dengan pajak ini. Bila pemerintah menaikan pajak, bagi daya beli masyarakat akan menurun yang berakibat pada turunnya pula hasil produksi. Namun bila pajak diturunkan maka kemampuan beli masyarakat akan meningkat dan menggenjot hasil produksi.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan fiskal ini juga berhubungan dengan Defisit Anggaran atau Kebijakan Fiskal Ekspansif. Kebijakan ini adalah kebijakan pemerintah membuat pengeluaran besar berbanding pemasukan. Gunanya adalah untuk menggerakan perekonomian negara. Biasanya kebijakan ini diterapkan pada saat perekonomian negara dalam kondisi resesi.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kemudian pada Surplus Anggaran atau dikenal dengan istilah Kebijakan Fiskal Kontraktif, merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah yang mengharapkan pemasukan besar berbanding pengeluaran. Kondisi yang terjadi biasanya ada pada pemerintah. Untuk menurunkan suhu panas atau mengurangi tekanan pada pemerintah.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan fiskal juga membuat kebijakan Anggaran Berimbang yang memiliki tujuan menerapkan disiplin pemasukan dan pengeluaran. Termasuk pula mewujudkan angka-angka yang sudah ditetapkan sebelumnya.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Selain kebijakan fiskal, terdapat pula kebijakan moneter yang didefinisikan sebagai usaha membuat keadaan ekonomi makro jauh lebih terkendali sesuai dengan keinginan. Tujuan dari kebijakan moneter ini adalah menjaga inflasi dan harga dalam posisi stabil serta meningkatkan hasil produksi dalam posisi yang stabil pula.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Tentunya kebijakan moneter ini berhubungan dengan pangaturan pada peredaran jumlah uang dalam masyarakat, entah itu menambah atau mengurangi. Dalam kebijakan moneter dikenal dalam dua kebijakan, yakni Kebijakan Ekspansif yang menambahkan jumlah peredaran uang. Sedangkan Kebijakan Kontraktif kebalikan dari Kebijakan Ekspansif. Kebijakan Kontratif ini umumnya dikenal dengan istilah Kebijakan Uang Ketat.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Sedangkan instrumen yang digunakan untuk menerapkan kebijakan moneter ini terbagi dalam tiga point. Yakni Operasi Pasar Terbuka, merupakan usaha yang dilakukan untuk mengendalikan jumlah peredaran uang melalu cara membeli atau menjual surat berharga pemerintah. Jadi jika pemerintah mau mengurangi peredaran uang dalam masyarakat, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah. Surat berharga pemerintah yang dimaksud adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kemudian Kebijakan Moneter lainnya adalah Discount Rate atau Fasilitas Diskonto yang merupakan kebijakan yang dilakukan dengan mengatur tingkat bunga sentral pada bank-bank umum, sehingga terjadi pengaturan terhdap jumlah uang yang beredar. Dalam kegiatan perbankan, jikalau bank umum mengalami kekurangan uang, dapat meminjam dari bank sentral dengan jumlah bunga tertentu. Jika pemerintah menghendaki peredaran uang bertambah maka bunga akan diturunkan. Begitu juga sebaliknya bila menghendaki peredaran uang berkurang, bunga akan dinaikan.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan Moneter juga memiliki instrumen lainnya, yakni Reserve Requirement Ratio atau Rasio Cadangan Minimum/Wajib. Hal ini berkenaan dengan cadangan wajib atau minimum dari perbankan yang harus disimpan pada bank sentral (pemerintah). Rasio Cadangan ini dapat dikendalikan oleh pemerintah yang digunakan untuk mengatur peredaran jumlah uang. Yakni dengan menaikan rasio cadangan, maka jumlah uang yang beredar akan turun. Begitu juga dengan menambah uang beredar dengan menurunkan rasio cadangannya. Namun adapula instrumen yang menghimbau pada pelaku ekonomi untuk bijak dalam mengedarkan jumlah uang, hal ini dinamakan Moral Persuasion. Seperti bank lebih banyak memberikan kredit pada usaha kecil dan menengah.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt;">http://www.bisnisindeks.com.4016.masterweb.net/kolom/kebijakan-fiskal-dan-moneter-kebijakan-pengaruh-pada-pasar</span></div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-18246174049042343952011-05-28T15:29:00.001-07:002011-05-28T15:29:42.968-07:00MAKALAH KEBIJAKAN MONETER<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3; text-align: center;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-spacerun: yes;"><br />
</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Makalah tentang Kebijakan Moneter ini menyoroti peran kebijakan moneter yang dilakukan Indonesia dan dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia.Dalam sistem nilai tukar bebas dan <i>perfect capital mobility</i>,kebijakan moneter lebih efektif dibandingkan kebijakan fiskal dalam upaya mencapai keseimbangan dan stabilitas makroekonomi.Kebijakan moneter lebih berperan dalam menstimulasi pemulihan ekonomi.Kebijakan moneter yang efektif menjanjikan tercapainya inflasi yang rendah,stabilitas nilai tukar,dan suku bunga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Salah satu dampak dari kapitalisme yakni uang berfluktuasi tak terkontrol tanpa ada standar acuan yang baku. Konsep uang yang semula digunakan sebagai: </span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">alat pertukaran atau media pembayaran</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">alat untuk menyimpan nilai </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">alat satuan hitung</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">juga dipakai sebagai alat spekulasi. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketika uang diperdagangkan di pasar valuta asing nilainya akan terus berfluktuasi mengikuti harga pasar (supply and demand). Berdasarkan realita, kurs pertukaran uang sesungguhnya dengan fiat money, dimana uang dijadikan komoditas perdagangan amat sangat merugikan individu maupun tatanan masyarakat. Sebagai contoh jumlah hutang luar negeri Indonesia yang semula US$ 102 Milyar hanya dalam waktu satu tahun naik lima kali lipat menjadi US$ 510 Milyar, akibatnya dana yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mensejahterakan kehidupan rakyat sesuai dengan amanat UUD 1945, sebagian besar disedot untuk membayar bunga dan pokok pinjaman. Untuk menutup defisit APBN kembali pemerintah harus mengandalkan hutang sebagai sumber pendanaan.<br />
<br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Para ekonom sepakat ciri-ciri suatu Negara yang rentan terhadap krisis moneter adalah apabila Negara tersebut: </span></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">memiliki jumlah hutang luar negeri yang cukup besar</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mengalami inflasi yang tidak terkontrol </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">defisit neraca pembayaran yang besar </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kurs pertukaran mata uang yang tidak seimbang</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">tingkat suku bunga yang diatas kewajaran</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika ciri-ciri di atas dimiliki oleh sebuah negara,maka dapat dipastikan Negara tersebut hanya menunggu waktu mengalami krisis ekonomi.<br />
<br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Pendapat Para Ekonom Islam tentang penyebab krisis</span><br />
<br />
Menarik disimak adalah pendapat para ekonom Islam tentang penyebab krisis. Krisis terjadi karena ketidak seimbangan antara sektor moneter dengan sektor riil. Dalam ekonomi Islam hal ini disebut dengan riba. Sektor moneter (keuangan) berkembang jauh lebih cepat meninggalkan sektor riil (barang dan jasa). Selaras dengan prinsip ekonomi kapitalis yang menjadi kiblat perekonomian dunia setelah runtuhnya paham sosialis yang diusung oleh Soviet yakni tidak menghubungkan sama sekali antara sektor riil dengan sektor moneter. Keduanya berdiri secara terpisah.<br />
<br />
Pesatnya pertumbuhan sektor moneter yang jauh meninggalkan pertumbuhan sektor riil dapat diamati dalam pergerakan transaksi-transaksi di bursa saham dan pasar valuta asing yang penuh dengan praktek ribawi serta spekulasi. Peter Ducker (1980), seorang pakar manajemen mengatakan bahwa gejala ketidak seimbangan antara laju pertumbuhan sektor moneter dengan laju pertumbuhan sektor riil (barang dan jasa) disebabkan oleh decoupling yakni keterlepaskaitan antara sektor moneter dengan sektor riil. Adanya ketidakseimbangan ini, tentu saja menjadi ancaman serius bagi perekonomian dunia. Para spekulan di bursa saham dan pasar valuta asing akan dengan mudah membeli atau melepas aset mereka tanpa mempedulikan kestabilan nilai mata uang suatu negara. Apablia terjadi kepanikan, nilai mata uang yang semula terkatrol akan terjun bebas begitu para spekulan melepas semua asetnya ke pasar dan memindahkan investasinya ke pasar lain yang memberikan keuntungan. Banyaknya uang yang beredar di pasar tanpa diimbangi pergerakan yang berarti dari sektor perdagangan/jasa mengakibatkan nilai uang menjadi turun sehingga harga-harga menjadi naik. Situasi seperti ini menyebabkan pertumbuhan inflasi yang tidak terkendali.<br />
<br />
Untuk menjamin kestabilan antara sektor moneter dan sektor riil, peranan pemerintah dalam hal ini Bank Sentral amat sangat diperlukan. <br />
Bank Indonesia mempunyai tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">BI memerlukan instrumen kebijakan moneter untuk memengaruhi penawaran uang, antara lain:</span></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cadangan Wajib (Giro Wajib Minimum)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Operasi Pasar Terbuka Dengan Persetujuan Pembelian Kembali (Open market repurchase agreements)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Suku Bunga Diskonto. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Untuk menciptakan keseimbangan antara sektor moneter dengan sektor riil kebijakan yang dapat diambil adalah:</span></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengontrol secara ketat atau membatasi jumlah uang yang beredar di masyarakat.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mempercepat perputaran uang yang beredar di masyarakat. Untuk mempercepat perputaran uang pemerintah harus menghapus sistem bunga/ riba dari tubuh perbankan. Jika sistem bunga dihapuskan sektor riil akan tergerak karena dana yang ada sepenuhnya diinvestasikan di sektor riil untuk memperoleh keuntungan.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-kebijakan-moneter.html</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-53673107932552001622011-05-28T15:28:00.000-07:002011-05-28T15:28:05.706-07:00Pengertian Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal, Instrumen Serta Penjelasannya<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: center;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Monetary Policy)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy<br />
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy<br />
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)<br />
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)<br />
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral.Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)<br />
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib.Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)<br />
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B. Arti Definisi / Pengertian Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif<br />
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian.Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif<br />
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya.Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)<br />
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal-instrumen-serta-penjelasannya</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-10343074628220065102011-05-28T15:26:00.000-07:002011-05-28T15:26:10.349-07:00KEBIJAKAN EKONOMI<table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 1.5pt; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 469.6pt;" valign="top" width="626"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 4; text-align: center;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A. Kondisi Ekonomi Nasional Tahun 2009 dan Tahun 2010</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Kondisi Ekonomi Nasional Tahun 2009</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perkembangan perekonomian global yang terus menunjukkan pemulihan telah berdampak pada ekonomi domestik. Perekonomian Indonesia berpotensi tumbuh lebih tinggi dari perkiraan semula, baik untuk tahun 2009 maupun 2010. Pertumbuhan PDB pada tahun 2009 mencapai 4,5%, lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 3,9%. Dari sisi permintaan, kinerja konsumsi masyarakat meningkat, pendapatan ekspor makin meningkat, dan daya beli masyarakat semakin meningkat karena faktor musiman menjelang hari raya. Kinerja investasi mulai membaik, meskipun masih tumbuh rendah. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekspor diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan membaiknya ekonomi negara mitra dagang, serta meningkatnya harga komoditas global. Sementara itu, pertumbuhan impor tahun 2009 mengalami penurunan 25,03% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi penawaran, sektor industri pengolahan serta perdagangan, hotel dan restoran, tumbuh membaik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik juga terkonfirmasi oleh peningkatan perekonomian daerah. Secara umum, perekonomian daerah masih menunjukkan kuatnya konsumsi dan ekspor sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi di seluruh wilayah, yang didukung juga mulai meningkatnya realisasi belanja modal pemerintah daerah (APBD) secara umum pada akhir tahun 2009.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari sisi harga, inflasi tahun 2009 mengalami penurunan pada level 2,78% (y-o-y) yang merupakan angka inflasi terendah selama 10 tahun terakhir. Rendahnya tekanan inflasi selama tahun 2009 terkait dengan ekspektasi inflasi yang membaik, antara lain kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga BBM dan tarif transportasi, nilai tukar rupiah yang menguat, perkembangan harga komoditas global yang masih rendah serta relatif stabilnya harga pangan juga memberikan sumbangan yang positif pada rendahnya inflasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Membaiknya perekonomian global, terutama negara mitra dagang berpotensi memberi dampak positif pada kinerja neraca pembayaran Indonesia yang mencapai surplus sekitar US$ 12 milyar, didukung oleh surplusnya transaksi berjalan dan transaksi modal maupun finansial. Cadangan devisa akhir tahun 2009 tercatat US$ 66,1 milyar, atau setara kemampuan mengimpor selama 6,6 bulan ditambah kemampuan membayar seluruh hutang luar negeri pemerintah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Neraca pembayaran yang semakin membaik turut mendorong kestabilan nilai tukar rupiah. Penguatan rupiah ini didukung oleh fundamental ekonomi domestik yang masih kuat seperti tercermin pada neraca transaksi berjalan yang surplus, imbal hasil yang menarik, serta persepsi resiko yang membaik, sehingga menjadi daya tarik bagi investor asing. Selain itu, sentimen positif ekonomi global turut mendukung derasnya arus masuk modal asing ke Indonesia. Nilai tukar mata uang rupiah juga relatif masih kompetitif dibandingkan mata uang negara kawasan Asia. Selama tahun 2009, rupiah mengalami apresiasi sejak triwulan II hingga mencapai level Rp. 9.400 per US$ pada akhir tahun 2009, atau menguat 16% sejak triwulan II tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebijakan moneter yang akomodatif sepanjang tahun 2009 ikut mendukung kinerja perekonomian. BI rate terus diturunkan hingga Agustus 2009, masing-masing 50 bps (basis poin) per bulan selama Januari - Maret dan 25 bps per bulan sepanjang April – Agustus, kemudian dipertahankan sejak bulan September 2009 hingga saat ini pada level 6,5%. Kebijakan ini juga didukung langkah - langkah di tatanan operasional seperti memperkuat operasi pasar terbuka, memperbaiki struktur suku bunga untuk mendukung proses pemulihan perekonomian dan intermediasi perbankan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di sektor perbankan, kondisinya relatif stabil dan respons perbankan terhadap sinyal kebijakan moneter mulai membaik. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) pada tahun 2009 mencapai level 17,4% dengan profitabilitas yang relatif memuaskan, serta kondisi likuiditas yang cukup terpelihara.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Kondisi Ekonomi Nasional Tahun 2010</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan melihat perkembangan ekonomi makro tersebut, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan tumbuh 5,2%, lebih baik dari perkiraan semula 3,5 – 4,0%. Prospek pertumbuhan ini disebabkan oleh kondisi eksternal yang lebih kondusif dengan pulihnya ekonomi dunia. Namun pemulihan global ini tergantung pada kesuksesan exit policy di negara-negara maju dan mitra dagang Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Prospek perekonomian di atas akan menghadapi tantangan yang tidak ringan, yaitu mendorong struktur pertumbuhan yang lebih seimbang melalui peningkatan investasi. Upaya ini membutuhkan ketersediaan infrastruktur yang memadai dan perbaikan iklim investasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sementara itu asumsi pertumbuhan ekonomi sesuai RAPBN 2010 sebesar 5,8% atau naik dari asumsi sebelumnya sebesar 5,5%, sedangkan inflasi sebesar 5,3%. Nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp. 9.200 dan harga minyak sementara masih diasumsikan sebesar US$ 80/barel.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari sisi prospek inflasi, trend penurunan inflasi di tahun 2009 diperkirakan masih berlanjut, namun memiliki potensi untuk kembali ke pola normalnya pada tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh mulai meningkatnya kegiatan ekonomi dalam negeri, meningkatnya imported inflation sehubungan dengan kenaikan harga komoditas, serta ekspektasi inflasi. Dari sisi non fundamental, kenaikan tekanan inflasi diperkirakan bersumber dari kenaikan beberapa administered prices yang bersifat non-strategis. Inflasi <i>volatile food</i> diperkirakan cukup rendah sejalan dengan pasokan dan distribusi bahan pangan dan energi yang cukup terjaga. Tingkat inflasi yang rendah dalam jangka menengah ini sangat relevan untuk menjaga daya saing perekonomian domestik, terutama dalam menghadapi ASEAN Economic Community pada tahun 2015.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BI rate akan tetap dipertahankan pada level 6,5%. Level BI rate tersebut masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi pada tahun 2010 sebesar 5,5 ± 1%. Di sisi lain, kebijakan tersebut juga masih kondusif bagi proses pemulihan perekonomian dan intermediasi perbankan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B. Prediksi Perekonomian Nasional Tahun 2011</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berdasarkan pada RKP 2011, Kebijakan ekonomi makro diarahkan pada : pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menjaga stabilitas ekonomi dan menciptakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Oleh karena itu, maka pertumbuhan PDB diperkirakan akan mencapai 6,3% yang didorong oleh Konsumsi, Investasi dan Ekspor.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Inflasi y-o-y diperkirakan akan berada pada 5,7% seiring dengan trend apresiasi nilai tukar rupiah dan membaiknya daya beli ekonomi masyarakat. Perkiraan inflasi ini akan diikuti oleh penurunan suku bunga SBI 3 bulan antara 6,3 – 6,7%, yang diharapkan dapat mempertahankan tingkat suku bunga riil yang tetap kompetitif di dalam negeri. Nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp. 9.100 sampai dengan Rp. 9.400 dan harga minyak mencapai US$ 83,5/barel.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">C. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2009 dan Tahun 2010</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2009</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perkembangan perekonomian global dan nasional yang terus menunjukkan perkembangan positif diharapkan juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sehingga berpotensi tumbuh lebih tinggi pada tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 4,70%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 5,46%.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penurunan pertumbuhan sektor industri pengolahan tampaknya merupakan penyebab utama karena dalam struktur ekonomi Jawa Tengah, sektor ini merupakan kontributor terbesar (33,10% pada tahun 2008). Indikasi terjadinya penurunan pertumbuhan sektor industri pengolahan disebabkan oleh krisis keuangan global, sehingga terjadi penurunan ekspor (tekstil, meubel, produk-produk kayu dan lain-lain) akibat melemahnya permintaan negara tujuan ekspor yang sedang mengalami krisis finansial dan krisis ekonomi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Inflasi Jawa Tengah sampai akhir tahun 2009 sebesar 3,32%, menurun dibanding tahun 2008 yang mencapai 9,55% (lihat tabel 3.2). Dari sisi kelompok barang dan jasa, rendahnya inflasi dipengaruhi oleh kecenderungan rendah dan stabilnya Indeks Harga Konsumen (IHK) yang terjadi pada tujuh kelompok barang dan jasa. Inflasi terendah diperkirakan terjadi pada kelompok pendidikan (2,7 – 3,2%) dan kelompok kesehatan (3,0 – 3,5%), hal ini sejalan dengan orientasi kebijakan pemerintah dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berimplikasi pada penurunan biaya pendidikan dan kesehatan. Sedangkan inflasi tertinggi diperkirakan terjadi pada kelompok makanan jadi (6,5 – 7,0%) dan kelompok sandang (5,7 – 6,2%).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di sisi lain suku bunga perbankan pada level yang kondusif, sehingga secara bertahap mendorong permintaan dan realisasi kredit, baik untuk konsumsi masyarakat maupun investasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2010</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mendasarkan pada kondisi perekonomian tahun 2008 dan 2009, maka pada Triwulan I 2010 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,6% (y-o-y) atau 6,5% (q-o-q). Sementara itu, inflasi tahun 2009 sebesar 3,32% dan sampai dengan bulan Mei 2010 inflasi mencapai 3,74%.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatan pertumbuhan pada kisaran 0,55% - 1,50% adalah moderat dengan mengacu pada sumber pertumbuhan ekonomi : pertama, dari sisi produksi, sektor yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah adalah sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) yang mempunyai kontribusi sebesar 19,90%. Sektor pertanian sebesar 19,70% dan industri pengolahan sebesar 31,40%, meskipun pada tahun 2009 mengalami penurunan pertumbuhan tetapi perannya masih dominan. Sektor industri pengolahan diperkirakan akan mengalami perbaikan seiring dengan dampak krisis global yang semakin mereda. Kondisi ini merupakan sinyal kuat bahwa sektor industri pengolahan harus ditingkatkan kinerjanya karena selain perannya yang dominan juga dapat meningkatkan peluang terciptanya tenaga kerja baru. Hal ini merupakan salah satu alternatif untuk menjawab persoalan pengangguran di Jawa Tengah, apalagi jika disinergikan dengan sektor pertanian (agroindustry) yang mengalami kelebihan penawaran tenaga kerja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi pendorong pertumbuhan PDRB. Berbagai kebijakan fiskal pada berbagai bidang yang berimplikasi pada peningkatan daya beli masyarakat dapat memacu konsumsi sehingga akan meningkatkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Investasi diperkirakan mulai naik, seiring berangsur pulihnya aktivitas perekonomian, terutama perekonomian domestik. Optimisme ini didasarkan atas : pertama, dipertahankannya BI rate pada tingkat yang relatif rendah (6,50%) sampai dengan saat ini akan menjadi insentif bagi pengusaha untuk memanfaatkannya dalam kegiatan investasi. Kedua, pulihnya perekonomian dunia terutama negara-negara tujuan ekspor Indonesia akan meningkatkan ekspor sekaligus memulihkan aktivitas industri pengolahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tekanan inflasi diperkirakan akan sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 5,5 + 1%. Peningkatan tekanan inflasi diperkirakan disumbang oleh naiknya perubahan harga barang yang di impor (imported inflation) dan potensi kenaikan harga komoditas. Selain itu, adanya kenaikan permintaan domestik diperkirakan juga menjadi salah satu faktor, yaitu berupa kenaikan UMK, kenaikan gaji PNS, dan akan dilaksanakannya Pilkada di 17 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Perlu diwaspadai adanya potensi ketidaklancaran distribusi di beberapa daerah dan kemungkinan terjadinya supply shock pada beberapa komoditas penting seperti minyak tanah, elpiji, minyak goreng, beras dan gula pasir perlu diantisipasi lebih dini guna mengendalikan laju inflasi tahun depan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berlakunya perdagangan bebas, khususnya ASEAN - China Free Trade Agreement (ACFTA) bukan tidak mungkin akan berdampak negatif terhadap produsen dalam negeri terutama yang memproduksi barang-barang yang bersifat substitusi dengan barang-barang produksi China. Oleh karena itu selain mengupayakan peningkatan kualitas serta daya saingnya di pasar domestik maupun global juga harus diupayakan kebijakan kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi yang lebih transparan, efektif dan efisien antara negara-negara anggota untuk meminimalisir dampak negatif perdagangan bebas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">D. Prospek Ekonomi Daerah Tahun 2011</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Prediksi perekonomian tahun 2011 diharapkan akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini didukung dengan gerakan “Bali Ndeso Mbangun Deso” yang berorientasi pada perdesaan, dimana program-program diarahkan pada kegiatan yang langsung menyentuh pada masyarakat, bersifat padat karya dan merupakan upaya konkrit dalam rangka mendorong perkembangan sektor riil. Pada akhirnya, hal-hal tersebut diharapkan dapat mendukung peningkatan kinerja perekonomian Jawa Tengah secara utuh.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Faktor-faktor internal yang masih perlu diantisipasi, antara lain semakin terbatasnya sumber-sumber pendapatan karena pengalihan pengelolaan pendapatan daerah ke Kabupaten/Kota antara lain : Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pajak dan Retribusi Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan dan Bawah Tanah (APTABT), serta Retribusi Tertib Pemanfaatan dan Pengendalian Kelebihan Muatan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di sisi lain program penanggulangan bencana dan penanggulangan berbagai penyakit, kondisi pasca Pilkada, tuntutan kenaikan upah ketenagakerjaan, serta penurunan daya beli masyarakat secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja sektor riil. Sedangkan faktor eksternal antara lain dampak terjadinya perubahan ekonomi global khususnya pasar bebas, fluktuasi perekonomian negara-negara maju dan perubahan harga minyak dunia yang belum stabil.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tantangan ke depan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas, yang mampu meningkatkan pendapatan per kapita dan mengurangi pengangguran, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana visi Jawa Tengah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di sisi lain, makin intensifnya pasar bebas/globalisasi menuntut peningkatan kualitas produk barang dan jasa secara lebih kompetitif. Untuk itu dalam rangka mendorong kemandirian ekonomi dan daya saing produk-produk lokal di pasar regional ataupun global, tantangan ke depan adalah meningkatkan kualitas dan produktivitas barang dan jasa secara bertahap dengan tetap mengacu pada Standar Mutu Nasional maupun Standar Mutu Internasional serta kejelasan akan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertumbuhan diarahkan pada perekonomian berbasis pembangunan pertanian dan UMKM yang tangguh dan sinergis dengan usaha skala besar. Semakin kondusifnya iklim investasi, sehingga dapat menarik investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di Jawa Tengah. Di sisi lain, pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, juga menjadi faktor pendukung dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2011, diproyeksikan tidak jauh berbeda dari prediksi angka nasional, berada pada kisaran 5,75 – 6,25%, sementara angka laju inflasi diperkirakan akan berada dibawah 2 digit (5 – 5,5%), dengan perkiraan ICOR sebesar 3,5. PDRB menurut lapangan usaha berdasarkan harga berlaku diprediksikan dapat mencapai kurang lebih Rp. 439,473 trilyun. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabilitas harga terjaga, maka pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin akan menurun. Pengangguran terbuka diperkirakan turun menjadi sekitar 6,32% dari angkatan kerja dan jumlah penduduk miskin diperkirakan turun menjadi 15 - 16%.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebutuhan investasi sebagai komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,75 – 6,25%, diperkirakan akan mencapai Rp. 92,307 trilyun. Proporsi komposisi investasi terdiri dari PMA/PMDN dengan skala usaha menengah besar sebesar 45% (terdiri dari Migas 15% dan Non Migas 30%) atau Rp. 41,538 trilyun; Belanja Modal Pemerintah yang terdiri dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota sebesar 9% atau Rp. 8,308 trilyun; Lembaga Keuangan sebesar 14% atau Rp. 12,923 trilyun; sisanya sebesar 32% atau Rp. 29,538 trilyun merupakan investasi masyarakat dengan skala usaha mikro dan kecil.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk mendorong tercapainya pemenuhan kebutuhan investasi swasta dan berkembangnya sektor riil, diperlukan berbagai kebijakan pemerintah, meliputi: penciptaan iklim kondusif bagi dunia usaha, promosi terpadu, dorongan program intermediasi perbankan, kepastian hukum untuk dunia usaha, peningkatan produktivitas tenaga kerja, penyediaan infrastruktur yang memadai serta kebijakan tata ruang yang konsisten. Disamping itu penajaman belanja Pemerintah dalam rangka mendorong stimulus ekonomi riil bagi masyarakat. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">E. Arah Kebijakan Perekonomian</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sejalan dengan arah kebijakan ekonomi makro nasional 2011 untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menjaga tingkat konsumsi masyarakat, meningkatkan investasi dan ekspor serta mendorong industri pengolahan, maka fokus kebijakan perekonomian Provinsi Jawa Tengah adalah :</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatan dan pengembangan peran UMKM dalam pemenuhan kebutuhan pasar domestik dan berorientasi ekspor, serta pengembangan kewirausahaan untuk mendorong daya saing;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatan dan pengembangan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan potensi dan produk unggulan daerah yang berorientasi ekspor dan memiliki daya saing melalui sinergi sektor hulu dan hilir;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatan dan pengembangan produk dan produktivitas pertanian, perikanan, kelautan, dan kehutanan yang bertumpu dan berorientasi pada sistem agrobisnis guna mempertahankan swasembada dan ketahanan pangan;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatan kualitas dan diversifikasi produk, pemanfaatan teknologi, kelembagaan, dan sarana prasarana pendukung pengolah hasil pertanian, perindustrian, perdagangan, dan pariwisata;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatan ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan cadangan pangan masyarakat, daerah, dan perbaikan distribusi pangan.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam rangka membangun dan mengembangkan jaringan bisnis ekonomi lokal melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diarahkan pada pengelolaan usaha oleh pelaku bisnis secara mandiri, fokus sasarannya adalah :</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terwujudnya masyarakat yang pro aktif dan tanggap dalam mengantisipasi peluang yang tersedia;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tersusunnya peraturan/regulasi yang mendukung pemberdayaan masyarakat;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berkembangnya UMKM dengan mempermudah akses permodalan, mekanisme kinerja kelembagaan UMKM, akses pasar dan jaminan ketersediaan transportasi serta perlindungan yang memadai;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berkembangnya daerah penyangga bahan baku bagi UMKM, melalui pemanfaatan teknologi tepat guna;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berkembangnya pasar regional dan internasional serta menjaga kesinambungan pasar yang sudah ada.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selanjutnya untuk memanfaatkan potensi ekonomi lokal melalui kerjasama lokal, regional dan antar wilayah dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah provinsi guna meningkatkan daya tarik investasi, fokus sasarannya adalah :</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terbentuknya jejaring kerjasama antar daerah dan antar lembaga yang semakin mantap dan sinergis dalam bidang-bidang yang memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengembangkan perekonomian daerah dan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terpenuhinya sarana dan prasarana pelaksanaan kerjasama antar lembaga daerah dan wilayah;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meningkatnya ketahanan pangan melalui sistem kewaspadaan pangan dan gizi, lumbung pangan dan desa mandiri pangan;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meningkatkan produktivitas pertanian melalui pertanian terpadu, benih bermutu, pengendalian hama terpadu, optimalisasi pupuk organik dan penerapan teknologi tepat guna;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meningkatnya kualitas manajemen pariwisata, yang mendukung pengembangan ekonomi lokal;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meningkatnya kualitas forum pengembangan ekonomi daerah di Kabupaten atau Kota se Jawa Tengah;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berkembangnya potensi lokal melalui pendekatan klaster dan kawasan, khususnya pertanian, industri dan pariwisata;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memperkuat kemandirian wilayah melalui pengembangan klaster dan Regional Economic Development Strategic Program (RED-SP) dalam rangka memberdayakan dan mengoptimalkan potensi lokal;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meningkatnya kualitas pelayanan publik meliputi peningkatan sistem pelayanan, sarana dan prasarana serta regulasi melalui PPTSP;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meningkatnya kapasitas Pemerintah Daerah, meliputi peningkatan partisipasi dan kelembagaan masyarakat, sumberdaya manusia, sarana prasarana dan kelembagaan aparatur serta pengamanan aset;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meningkatnya partisipasi sektor swasta dalam pembangunan daerah khususnya dalam bidang infrastruktur dan sarana prasarana daerah.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="_GoBack"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">F. Arah Kebijakan Anggaran</span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebijakan pembangunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 secara umum ditujukan dalam rangka percepatan dan prioritas sasaran, yaitu : 1) Peningkatan potensi dan ekonomi kerakyatan dengan pendekatan komoditas dan kawasan yang didukung oleh pembangunan pertanian dalam arti luas; 2) Peningkatan akses, kualitas layanan dan pengembangan SDM serta penilaian nilai-nilai budaya; 3) Peningkatan pembangunan perdesaan, kualitas derajat kesehatan dan sosial masyarakat dalam rangka menurunkan tingkat kemiskinan; 4) Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang dalam upaya pemulihan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta pengurangan potensi ancaman bencana; 5) Peningkatan pelayanan publik, penyelenggaraan Good Governance, kapasitas dan kapabilitas aparatur serta penegakan hukum dan HAM.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka rancangan anggaran berdasarkan proyeksi pendapatan dan belanja daerah tahun 2011 disusun untuk mendukung terwujudnya arah kebijakan pembangunan Provinsi Jawa Tengah yang selaras dengan gerakan “Bali Ndeso Mbangun Deso”. Oleh karena itu prioritas pembangunan daerah difokuskan pada program maupun kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat, mendorong sektor riil, padat karya melalui program-program yang mengarah pada pertanian dalam arti luas, koperasi dan UMKM serta pelayanan dasar masyarakat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada tahun 2011, pendapatan daerah akan mengalami penurunan atau potensial loss yang cukup signifikan. Hal ini antara lain disebabkan oleh kebijakan stimulus fiskal dari Pemerintah Pusat, pemberlakuan Retribusi Tertib Pemanfaatan dan Pengendalian Kelebihan Muatan menuju 0% (zero loading), Retribusi TPI dan ABT yang diserahkan Kabupaten/Kota, dan kebijakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk RSUD. Mendasarkan pada hal tersebut maka PAD untuk tahun 2011 diprediksi hanya akan mengalami kenaikan sebesar 0,88% dari tahun sebelumnya. Namun apabila kebijakan pengembangan terhadap sektor riil terus dilakukan akan dapat mendorong kenaikan PAD yang cukup signifikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sesuai dengan prediksi kebutuhan untuk pembiayaan program dan kegiatan tahun 2011 diperlukan Belanja Langsung sebesar Rp. 2,522 trilyun yang akan digunakan untuk melaksanakan Urusan Wajib dan Pilihan sesuai dengan tahapan percepatan prioritas sasaran.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berdasarkan hal tersebut, persentase Prakiraan Maju Anggaran pada komponen Belanja Langsung (tidak termasuk program pendukung operasional kantor</span><span lang="IN" style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="color: #00b0f0; font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://bappedajateng.info/index.php?option=com_content&view=article&id=860:bab-iii-kebijakan-ekonomi&catid=91:rkpd-prov-jateng-2011&Itemid=152</span></div></td> </tr>
</tbody></table>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-58279800724400382302011-05-28T14:47:00.001-07:002011-05-28T14:47:53.481-07:00Open Office<span style="font-size: small;">OpenOffice.org adalah seperangkat perangkat lunak perkantoran yang di dalamnya terdapat fungsi pengolah kata (word processing), pengolah lembar kerja (spreadsheet), pembuatan gambar (drawing), pembuatan presentasi (presentation), pengolahan data, webeditor, database, dan formula editing.</span><br />
<div align="CENTER"><br />
<br />
</div><span style="font-size: small;">OpenOffice.org merupakan perangkat lunak yang gratis dan open source. Karena itu siapapun bisa menggunakannya tanpa dipungut biaya, dan karena open source, siapapun bisa mengakses kode sumber yang membangunnya. OpenOffice.org dikembangkan oleh komunitas OpenOffice.org yang didirikan oleh Sun Mycrosystems.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: small;">OpenOffice.org Writer membantu penulisan segala macam dokumen. Kita dapat membuat surat pribadi, formulir, brosur, fax, dan bahkan sampai manual profesional. Fasilitas pemeriksa ejaan yang bagus dapat kita gunakan, sehingga meminimalkan (atau bahkan meniadakan) kesalahan dalam pembuatan dokumen. Kita juga dapat menggunakan fasilitas autoCorrect yang dapat membetulkan kesalahan secara otomatis. OpenOffice.org menyediakan fasilitas navigasi yang baik dan mudah digunakan,sehingga mempermudah penjelajahan dokumen yang sangat panjang.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: small;">OpenOffice.org Writer menyediakan banyak templete untuk berbagai tujuan, sehingga dapat mempercepat pembuatan dokumen khusus yang sering dibuat. Kita juga dapat membuat templete sediri apabila jenis templete untuk dokumen yang ingin kita buat belum ada, atau kita juga bisa memodifikasi templete yang sudah ada.</span>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-88980584257589094712011-04-21T18:32:00.001-07:002011-04-21T18:32:45.188-07:00Masalah-masalah dalam perekonomian<div class="MsoNormal">INFLASI</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dalam Ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Inflasi juga dapat dikatakan menurunya nilai mata uang, yang mengakibatkan harga-harga melambung tinggi.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dampak positif dari inflasi, dapat mendorong peningkatan pertumbuhan perekonomian lebih baik, lebih semangat bekerja dan menabung. Sedangkan dampak negatifnya adalah sebaliknya. Misalnya, pada tahun 1997 kurs mata uang Indonesia mencapai +-Rp 23.000,/dollar dan harga bahan-bahan pokok menjadi naik menyebabkan banyak perusahaan yang vailid.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">PENGANGGURAN<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pengguran, orang dalam usia kerja tetapi sedang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Pengangguran sering sekali menjadi masalah dalam perekonomian karena akan mengurangi pendapatan masyarakat dan munculnya kemiskinan semakin bertambah. Munculnya pengangguran juga diakibatkan karena adanya inflasi yang mengakibatkan banyak perusahaan yang gulung tikar. Karena tidak seimbangnya antara lapangan pekerjaan dan angkatan kerja. Pengangguran juga memiliki dampak yang buruk seperti tingginya tingkat kriminalitas, premanisme, kemiskinan, dll.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">http://andrianie.wordpress.com/2009/10/01/masalah-masalah-ekonomi-makro/</div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-68037124165214545702011-04-21T18:31:00.000-07:002011-04-21T18:31:21.090-07:00Kurs atau nilai tukar mata uang<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">E.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>DEVISA</span></b></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.75pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.75pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Bank Indonesia merupakan bank sentral yang bertanggungjawab atas pengaturan dan administrasi sistem perbankan di Indonesia dan juga yang bertanggungjawab atas pengaturan lalulintas devisa. </span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.75pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia ataupun yang memberikan penjaman kepada perusahaan di Indonesia harus mendaftarkan pinjaman ini pada Bank Indonesia, yang harus dilakukan oleh perusahaan yang menerima pinjaman. Negara kita sangat memerlukan sekali pemasukan sebagai sumber devisa atau pendapatan negara. Kebutuhan akan valuta asing sebagai salah satu sumber devisa menjadikan pemerintah merasa perlu untuk mengeluarkan kebijaksanaan yang mengatur tentang pengaturan devisa negara.Penggunaan devisa meliputi antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: .25in 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">1. <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Mengimpor barang konsumsi, bahan baku<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>industri, peralatan dan perlengkapan dsb.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; tab-stops: .25in 27.0pt 297.75pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">2. <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Melunasi jasa pihak asing seperti jasa perbankan, asuransi , pelayaran , penerbangan , wisatawan Indonesia dan lain sebagainya.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: .25in 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">3.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Membiayai Kantor Perwakilan Pemerintah Indonesia di LN</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: .25in 27.0pt 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">4.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Melunasi utang luar negri</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">F.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>SUMBER DEVISA </span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pengadaan barang-barang impor, baik brang modal, bahan baku, maupun barang konsumsi, perlu dibayar dengan devisa. Begitu juga untuk jasa perusahaan asing seperti angkutan, perbankan, asuransi, haru pula dibayar dengan devisa.atau valuta asing.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pembayaran hutang luar negri, maupun biaya kantor perwakilan, kedutaan memerlukan pula devisa untuk membayarnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Devisa dapat diperoleh dari beberapa hal antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: .25in 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">1.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hasil penjualan expor barang maupun jasa </span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: .25in 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">2.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pinjaman dari negara asing, badan Internasional , swasta asing </span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: .25in 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">3.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadiah / Grant dan bantuan dari badan PBB , Pemerintah Asing </span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: .25in 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">4.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Laba dari penanaman modal di LN</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: .25in 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">5.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hasil pariwisata Internasional </span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.75pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt 297.75pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">G.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>SISTEM DEVISA</span></b></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.75pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.75pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Dalam menentukan besarnya devisa terdapat beberapa sistem devisa antara lain : </span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.75pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">1</span></b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sistem standar emas (<i>Gold Standard System</i>) </b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt 297.75pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Asumsi dasar dari sistem ini :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 28.35pt left .75in 297.75pt; text-align: justify; text-indent: -1.35pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 28.35pt left .75in; text-align: justify; text-indent: -1.35pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .75in left 297.75pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2</b>.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sistem kurs mengambang (<i>Floating Exchange<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Control</i>)</b>, atau sistem kur mengambang. <span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Dalam hal ini nilai tukar suatu mata uang atau valas ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pada bursa valas.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: .25in 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Terdapat dua<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>macam Kurs mengambang :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l1 level2 lfo2; tab-stops: list .75in left 297.75pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l1 level2 lfo2; tab-stops: list .75in left 297.75pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">3.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sistem Pengawasan Devisa (Exchange Control System)</b>, pada sistem ini pemerintah memenopoli seluruh transaksi valuta asing. Tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi pengaruh depresi dari negara lain, terutama saat menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan permintaannya. Oleh karenanya pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaan valuta asing tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt 297.75pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">4.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sistem Kurs Tambatan (Pagged Rate System)</b>, sistem nilai tukar yang dilakukan dengan mengaitkan nilai mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu. <span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Sistem ini antara lain dilakukan oleh beberapa negara Afrika yang mengaitkan nilai mata uang dengan mata uang Perancis, dan beberapa negara lain yang mengaitkan nilai mata uangnya dengan Dollar Amerika.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 297.75pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-55778606603818897842011-04-21T18:28:00.000-07:002011-04-21T18:28:17.679-07:00Neraca Pembayaran<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Pada kegiatan ekspor impor proses pembayaran antara negara dapat dilakukan melalui berbagai cara antara lain Secara Tunai (Cash Payment), Pembayaran Kemudian (Open Account), <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Wesel Inkaso (<i>Collection Draft</i>), Konsinyasi (<i>Consignment</i>), Letter Of Credit (L/C)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><o:p><strong> A. SECARA TUNAI <em>(CASH PAYMENT)</em> ATAU PEMBAYARAN DI MUKA <em>(ADVANCE PAYMENT}</em></strong></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l5 level5 lfo1; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">Dalam sistem pembayaran ini<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pembeli (Importir) membayar dimuka (<i>pay in advance</i>) kepada penjual (Eksportir) sebelum barang-barang dikirim oleh penjual tersebut. Ini berarti importer memberikan kredit kepada eksportir untuk mempersiapkan barang-barangnya. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">Faktor pertimbangan dilakukannyan sistem<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ini antara lain :</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">1. kepercayaan importir terhadap ekspor</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">2. keyakinan importir bahwa negara eksportir tidak akan melarang ekspor</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">3. keyakinan importir bahwa pemerintah importir mengijinkan pembayaran di muka</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">4. Importir mempunyai likuiditas yang cukup </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: 27.0pt list 28.35pt; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: 27.0pt list 28.35pt; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: 27.0pt list 28.35pt; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: 27.0pt list 28.35pt; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: 27.0pt list 28.35pt; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;"></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pelaksanaan sistem ini lazim digunakan dalam kondisi pasar yang baik bagi penjual. Besarnya pembayaran biasanya 100 % dari besarnya barang yang diekspor.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam sistem pembayaran ini importir menanggung segala resiko, baik pembayaran yang dilakukan atau kemungkinan tidak dikirimnya barang-barang yang dipesan.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -1.0in;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;"><o:p> <strong>B. PEMBAYARAN KEMUDIAN <em>(OPEN ACCOUNT)</em></strong></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Sistem pembayaran dimana belum dilakukan pembayaran apa-apa oleh importir kepada eksportir sebelum barang dikapalkan atau tiba dan diterima importir atau sebelum waktu tertentu yang telah disepakati. Eksportir setelah melakukan pengapalan barang akan mengirimkan invoice kepada importir.Dalam invoice tersebut eksportir akan mencantumkan tanggal dan waktu tertentu kapan importir harus melakukan pembayaran.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Sistem pembayaran ini dapat terjadi apabila :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Resiko-resiko yang dapat terjadi dalam sistem pembayaran ibi antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 31.2pt; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 31.2pt; text-align: justify; text-indent: -31.2pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 31.2pt; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 31.2pt; text-align: justify; text-indent: -31.2pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 31.2pt; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 31.2pt; text-align: justify; text-indent: -31.2pt;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -1.0in;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> <strong>C. WESEL INKASO<em> (COLLECTION DRAFT}</em></strong></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">Dalam sistem ini eksportir memiliki hak pengawasan barang-barang sampai weselnya (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">draft</i>) dibayar importir. Eksportir atau penarik wesel (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">drawer</i>) mengapalkan barang sementara dokumen pemilikan atas pengiriman barang secara langsung atau melalui bank importir dikirim ke importir</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Penyerahan dokumen kepada importir didasarkan pada :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l3 level3 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l3 level3 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -1.0in;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;"><o:p><strong> D. KONGSINYASI<em> (CONSIGNMENT)</em></strong></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Sistem pengiriman barang-barang ekspor pada importer di luar negri di mana barang-barang tersebut dikirim oleh ekspotir sebagai titipan untuk dijualkan oleh importir dengan harha yang telah ditetapkan oleh eksportir, </span>arang-barang yang tidak terjual akan dikembalikan kepada eksportir.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">Dalam system ini eksportir memegang hak milik atas barang, sedangkan importir hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual. Resiko yang dapat timbul dalam system ini antara lain :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l3 level4 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l3 level4 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l3 level4 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l3 level4 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -1.0in;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p><strong> E. LETTER OF CREDIT (L/C)</strong></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">Suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bang atas permintaan importir yang ditujukan kepada eksportir di luar negri yang menjadi relasi importir tersebut, yang memberikan hak kepada eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">Sistem pembayaran dengan L/C merupakan cara yang paling aman bagi eksportir untuk memperoleh hasil dari penjualan barangnya dari importir, sepanjang eksportir dapat menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang disyaratkan dalam L/C.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Kepastian akan amannya kepentingan kedua belah pihak (eksportir dan importir) dengan menggunaan L/C antara lain:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l1 level1 lfo5; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l1 level1 lfo5; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">Pembayaran yang dipastikan itu pun tergantung dari jenis L/C yang dibuka yaitu apakah L/C tersebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">irrevocable</i> atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">irrevocable comfirmed.</i> Demikian juga dari segi tenor (jangka waktu) pembayaran wesel dapat diatur apakah <st1:city w:st="on">wesel</st1:city> segera dibayar yakni dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sight L/C</i> yang weselnya ditarik <i style="mso-bidi-font-style: normal;">at sigh</i>t, atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">usance term L/C</i>, dimana eksportir akan menarik <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">wesel</st1:place></st1:city> berjangka yang disebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">time draft</i> yang harus di aksep oleh bank dan dibayarkan setelah jatuh tempo.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">Dalam transaksi L/C ini bank hanya melihat dan berkepentingan dalam dokumen-dokumen saja dan tidak terlibat dalam barang-barang. Karena itu L/C tidak menjamin importir bahwa isi pengapalan adalah sesuai dengan yang disebut dalam “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">sales contract</i>” antar kedua pihak eksportir dan importir.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;">Terdapat tiga kontrak terpisah yang dikaitkan dengan L/C yaitu :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo6; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level1 lfo6; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level1 lfo6; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Tata cara pembayaran dengan menggunakan L/C dapat dilihat pada gambar serta penjelasan berikut :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level2 lfo6; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level2 lfo6; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level2 lfo6; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level2 lfo6; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-75054733466365411492011-04-21T18:11:00.000-07:002011-04-21T18:11:57.001-07:00Hambatan dalam perdagangan internasional<strong> </strong> <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Tidak selamanya kegiatan perdagangan internasional dapat berjalan sesuai dengan kondisi yang diinginkan, biasanya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sering terjadi hambatan atau masalah-masalah yang menjadi faktor penghalang bagi setiap negara yang terlibat didalamnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Masalah tersebut terbagi dalam dua kelompok utama yaitu masalah internal dan eksternal.</span></div><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 153.0pt; mso-list: l0 level4 lfo1; tab-stops: 27.0pt list 153.0pt; text-align: justify; text-indent: -153.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> A. FAKTOR EKSTERNAL </span></span></b></div><b><span lang="ES" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: ES; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span lang="ES" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Masalah yang bersifat eksternal meliputi hal-hal yang terjadi di luar perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah tersebut antara lain : </span><strong> </strong><strong> 1. Kepercayaan antara eksportir importir</strong><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Kepercayaan adalah salah satu faktor eksternal yang penting untuk menjamin terlaksananya transaksi antara eksportir dan importir. Dua pihak yang tempatnya berjauhan dan belum saling mengenal merupakan suatu resiko bila dilibatkan dengan pertukaran barang dengan uang. Apakah importir percaya untuk mengirimkan uang terlebih dahulu kepada eksportir sebelum barang dikirim atau sebaliknya apakah eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu kepada importir sebelum melakukan pembayaran. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;">Oleh karena itu, sebelum kontrak jual beli diadakan masing-masing pihak harus sudah mengetahui kredibilitas masing-masing. <span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Beberapa cara yang lazim dilakukan untuk mencari kontrak dagang antara lain :</span></div> a. memanfaatkan buku petunjuk perdagangan yang berisi nama, alamat dan jenis usaha<br />
b. mencari dan mengunjungi perusahaan di negeri lain<br />
c. meminta bantuan bank di dalam negeri untuk menghubungkan nasbah kedua bank<br />
d. membaca publikasi dagang dalam dan luar negeri<br />
e. konsultasi dengan perusahaan dalam bidang yang sama<br />
f. melalui perwakilan perdagangan<br />
g. iklan<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: .75in; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Pada dasarnya faktor kepercayaan ini lebih dititikberatkan pada kemampuan kedua belah pihak baik eksportir maupun importir dalam menilai kredibilitas masing-masing. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: .75in; text-align: justify;"><br />
</div><strong> 2. Pemasaran</strong> <br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam masalah ono adalah ke negara mana barng akan dipasarkan untuk mendapatkan harga yang sebaik-baiknya. Sebaliknya bagi importir yang penting diketahui adalah dari mana barang-barang tertentu sebaiknya akan diimpor untuk memperoleh kondisi pembayaran yang lebih baik. Dalam hal penetapan harga komoditi ekspor dan konsep pemasarannya, eksportir perlu mengetahui apakah dapat bersaing dalam penjualannya di luar negri, dengan mengetahui informasi mengenai :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">a. ongkos atau biaya barang</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">b. sifat dan tingkat persaingan </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">c. luas dan sifat permintaan </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo3; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo3; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo3; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Sedangkan penentuan jenis-jenis barang didasarkan pada informasi mengenai :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l2 level1 lfo6; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l2 level1 lfo6; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l2 level1 lfo6; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l2 level1 lfo6; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Masalah pokok lain dalam hal pemasaran yang sering dihadapi oleh eksportir maupun importir adalah daya saing, yang meliputi :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">a. peraturan perdagangan negara setempat</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">b. pembatasan mutu dan volume barang-barang tertentu</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">c. kontinuitas produksi barang</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">d. negara tujuan barang-barang ekspor </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Masalah pokok lain dalam hal pemasaran yang sering dihadapi oleh eksportir maupun importir adalah daya saing, yang meliputi : </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">a. daya saing rendah dalam harga dan waktu penyerahan </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">b. daya saing dianggap sebagai masalah intern eksportir, padahal sesungguhnya menjadi masalah nasional</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;"> c. saluran pemasaran tidak berkembang di luar negeri</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">d. kurangnya pengetahuan akan perluasan pemasaran serta teknik-teknik pemasaran</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;"> </span><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;"><strong>3. Sistem kuota dan kondisi hubungan perdagangan dengan negara lain </strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 2.0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level4 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"></div><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;"> </span><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Keinginan Eksportir dan importir untuk mencari, memelihara atau meningkatkan hubungan dagang dengan sesamanya juga tergantung pada kondisi negara kedua pihak yang bersangkutan. Bilamana terdapat pembatasan seperti ketentuan kuota barang dan kuota negara, maka upaya meningkatkan transaksi yang saling menguntungkan tidak sepenuhnya dapat terlaksana.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Upaya yang dapat dilakukan oleh setiap negara adalah dengan meningkatkan hubungan antar negara baik yang bersifat bilateral, multilateral, regional maupun internasional, guna menciptakan suatu turan dalam hal pembatasan barang (kuota) bagi transaksi perdaganga. Hal ini membuktikan bahwa pembatasan terhadap barang-barang yang masuk ke suatu negara serta hubungan antara negara tempat terjadinya perdagangan menjadi faktor penentu kelancaran proses ekspor impor</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><strong>4. keterkaitan dalam keanggotaan organisasi internasional </strong> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"> </span><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Keikutsertaan suatu negara dalam organisasi internasional dimaksudkan untuk mengatur stabilitas harga barang ekspor di pasar internasional. Namun terlepas dari manfaat yang diperoleh dari keanggotaan organisasi tersebut, keanggotaan didalamnya tak jarang merupakan penghambat untuk dapat melakukan tindakan tertentu bagi peningkatan transaksi komoditi yang bersangkutan, seperti contoh ICO dengan kuota kopi, serta penentuan harga yang lebih bersaing yang sering dihadapi anggota-anggota OPEC. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">5. kurangnya pemahaman akan tersedianya kemudahan-kemudahan internasional</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Kemudahan-kemudahan internasional seperti ASEAN Preferential Trading Arrangement yang menyediakan kemudahan trarif sangat berguna bagi pengembangan perdagangan antara negara ASEAN. Kemudahan tarif yang disediakan bersifat timbal balik dan pemanfaatannya dilakukan dengan menerbitkan Formulir C oleh negara asal barang. Juga adanya tax treaty antar negara-negara tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 153.0pt; mso-list: l4 level4 lfo2; tab-stops: 27.0pt list 153.0pt; text-align: justify; text-indent: -153.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><o:p> B. FAKTOR INTERNAL</o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Keharusan perusahaan-perusahaan ekspor impor untuk memenuhi persyaratan berusaha adakalanya tidak mendapat perhatian sungguh-sungguh. Persiapan teknis yang seharusnya telah dilakukan diabaikan karena diburu oleh tujuan yang lebih utama yakni mendapatkan keuntungan yang cepat dan nyata.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Masalah yang bersifat internal meliputi hal-hal yang terjadi di dalam perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah tersebut antara lain : </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Menyangkut persyaratan-persyaratan dasar untuk pelaksanaan transaksi ekspor impor berupa :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">a. status badan hukum perusahaan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">b. adanya izin usaha (SIUP) seta izin ekspor maupun impor (APE,APES,API,APIS,APIT)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">c. kemampuan meyiapkan persyaratan-persyaratan antara lain seprti dokumen penghapalan, realisasi penghapalan serta kejujuran dan kesungguhan berusaha termasuk itikad baik </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level2 lfo5; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: 0in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l0 level2 lfo5; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l0 level2 lfo5; tab-stops: .25in list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Dari sisi eksportir terkadang masalah yang timbul adalah kemampuang yang bersangkutan dalam menyiapkan dokumen-dokumen pengapalan serta itikad baik dan kejujuran untuk mengirimkan barangnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Perusahaan ekspor impor haruslah menjaga reputasi perusahannya, disamping itu untuk menjamin kelangsungan izin usahanya maka kontinuitas aktivitas–aktivitas transaksinya harus dipertahankan dan ditingkatkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><strong>2. Kemampuan dan Pemahaman Transaksi Luar Negeri </strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Keberhasilan transaksi ekspor impor sangat didukung oleh sejauhmana pengetahuan atau pemahaman eksportir/importir menyangkut dasar-dasar transaksi ekspor impor, tata cara pelaksanaan, pengisian dokumen serta peraturan-peraturan dalam dan luar negri.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;"><strong>3. Pembiayaan </strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Pembiayaan transaksi merupakan masalah yang penting yang tidak jarang dihadapi oleh para pengusaha eksportir/importir kita. Biasanya masalah yang dihadapi antaralain ketercukupan akan dana, fasilitas pembiayaan dana yang dapat di peroleh serta bagaimana cara memperolehnya. Dalam hal ini para pengusaha harus mampu mengatur keuangannya secara bijak dan mempelajari serta memanfaatkan kemungkinan fasilitas-fasilitas pembiayaan untuk pelaksanaan transaksi-transaksi yanmg dilakukan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Menyangkut bagaimana para eksportir/importir membiayai transaksi perdagangan. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;"><strong>4. Kekurangsempurnaan dalam mempersiapkan barang </strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Khusus dalam transaksi ekspor, kurang mampunya eksportir dalam menanggulangi penyiapan barang dapat menimbulkn akibat yang tidak baik bagi kelangsungan hubungan transaksi dengan rekannya di luar negri.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;">Masalah-masalah yang timbul adalah akibat dari hal-hal berikut :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">a.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pengiriman barang terlambat disebabkan oleh kesulitas administrasi dan pengaturan pengangkutan, peraturan-peraturan pemerintad dan sebagainya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">b.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Mutu barang yang tidak dapat dipertahankan sesuai dengan perjanjian</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">c.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kelangsungan penyediaan barang sesuai dengan perjanjian tidak dapat dipenuhi. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;">d.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pengepakan yang tidak memenuhi syarat</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">e.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Keterlambatan dalam pengiriman dokumen-dokumen pengapalan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><strong>5. Kebijaksanaan dalam pelaksanaan Ekspor Impor</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Kelancaran transaksi ekspor impor sangat tergantung pada peraturan-peraturan yang mendasarinya. Peraturan-peraturan yang apabila sering berubah-ubah dapat membingungkan dan menimbulkan salah pengertian dan kekliruan, baik di pihak pengusaha di dalam negri maupun pengusaha d luar negri. Diperlukan penjelasan yang cukup tentang latar belakang perubahan-perubahan dan tujuannya, sehingga masing-masing pihak memaklumi dan mengetahui aturan main dalam transaksi selanjutnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><strong> </strong>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-2497610823193903312011-04-16T08:13:00.000-07:002011-04-16T08:13:43.517-07:00perdagangan internasional<div class="Section1"> <div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l2 level1 lfo8; tab-stops: list 27.0pt; text-indent: -.75in;"></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dmaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.Bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan ini disebabkan oleh faktor-faktor antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo9; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">2.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara kenegara lainnya melalui bermacam peraturan seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">3.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">B.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>MANFAAT MELAKUKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL</span></b></div><div style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Setiap negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tetntu akan memperoleh manfaat bagi negara tersebut. Manfat tersebut antara lain :</span></div><div style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: list 28.35pt; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;"></div><div style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan IPTEK dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.</span></div><h4 style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: list 28.35pt; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;"></h4><div style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Sebab utama kegiatan perdagangan luar negri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negri.Sebagai contoh : Amerika Serikat dan Jepang mempunyai kemampuan untuk memproduksi kain. Akan tetapi, Jepang dapat memproduksi dengan lebih efesien dari Amerika Serikat. Dalam keadaan seperti ini, untuk mempertinggi keefisienan penggunaan faktor-faktor produksi, Amerika Serikat perlu mengurangi produksi <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">kain</span>nya dan mengimpor barang tersebut dari Jepang. Dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap negara dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut</span></div><div style="margin-left: .75in; mso-list: l4 level2 lfo10; tab-stops: 27.0pt list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div style="margin-left: .75in; mso-list: l4 level2 lfo10; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">3.</span></b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan</b> </span></div><div style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negri.</span></div><h4 style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><span class="editsection"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">4.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></span><span class="mw-headline"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Transfer teknologi modern</span></span></h4><div style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Perdagangan luar negri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih moderen.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">C.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Setiap negara dalam kehidupan di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negara-negara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar negara atau yang lebih dikenal dengan istilah perdagangan internasional. Beberapa aladan yang menyebabkan terjadinya perdagangan antar negara (perdagangan internasional) antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">1.</span></b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Revolusi Informasi dan Transportasi</b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ditandai dengan berkembangnya era informasi teknologi, pemakaian sistem berbasis komputer serta kemajuan dalam bidang informasi, penggunaan satelit serta digitalisasi pemrosesan data, berkembangnya peralatan komunikasi serta masih banyak lagi.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">2.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Interdependensi Kebutuhan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l8 level1 lfo1; tab-stops: 27.0pt list .5in; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">Kebebasan dalam melakukan transaksi serta melakukan kerjasama memiliki implikasi bahwa masing-masing negara akan mencari peluang dengan berinteraksi melalui perdagangan antar negara. </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; tab-stops: .25in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l8 level1 lfo1; tab-stops: 27.0pt list .5in; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Keunikan suatu negara tercermin dari apa yang dimiliki oleh negara tersebut yang tidak dimiliki oleh negara lain. Hal ini akan membuat negara memiliki keunggulan yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan bagi negara tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l8 level1 lfo1; tab-stops: 27.0pt list .5in; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Perdagangan internasional juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan akan devisa suatu negara. Dalam memenuhi segala kebutuhannya setiap negara harus memiliki cadangan devisa yang digunakan dalammelakukan pembangunan, salah satu sumber devisa adalah pemasukan dari perdagangan internasional.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; mso-list: l8 level3 lfo1; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -1.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Membahas tentang perdagangan internasional tentunya tidak terlepas dari pembicaraan mengenai kegiatan ekspor impor. </span><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Dalam melakukan kegiatan ekspor impor tersebut perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><u>Bidang Ekspor</u></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Ketentuan umum di bidang ekspor biasanya meliputi hal-hal yang berhubungan dengan proses pengiriman barang ke luar negri. Ketentuan tersebut meliputi antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuanyang berlaku. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level2 lfo3; tab-stops: .25in list 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">B.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Mendapat izin usaha dari Dept. </span>Teknis/Lembaga<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pemerintah Non-Dept</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">C. <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Memiliki izin ekspor berupa :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; mso-list: l0 level3 lfo3; tab-stops: .5in 45.0pt list 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo3; tab-stops: .5in list 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -1.0in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo3; tab-stops: list 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -1.0in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;">Pengusaha yang dapat melakukan ekspor, yang telah memiliki SIUP atau izin usaha dari Dept. Teknis/LembagaPemerintah Non-Dept berdasarkan ketentuan yang berlaku.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Perusahaan yang telah mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Seluruh jenis barang yang terdaftar sebagai barang ekspor dan sesuai dengan ketentuan perpajakan dan kepabeanan yang berlaku.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><u><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><o:p><span style="text-decoration: none;"><br />
</span></o:p></span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><u><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Bidang Impor</span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Ketentuan umum di bidang Impor biasanya meliputi hal-hal yang berhubungan dengan proses pengiriman barang ke dalam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>negri. Ketentuan tersebut meliputi antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l9 level1 lfo4; tab-stops: list 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Perdagangan dengan cara memasukan barang dari luar negri ke dalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuanyang berlaku. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l9 level1 lfo4; tab-stops: list 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">a. <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Memiliki izin ekspor berupa :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; mso-list: l9 level2 lfo4; tab-stops: list 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; mso-list: l9 level2 lfo4; tab-stops: 45.0pt list 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; mso-list: l9 level2 lfo4; tab-stops: .25in list 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; mso-list: l9 level2 lfo4; tab-stops: .25in .5in list 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: .25in 27.0pt 45.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>b. <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Persyaratan untuk memperoleh APIS :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l7 level1 lfo5; tab-stops: list .5in left 63.0pt; text-align: justify; text-indent: 9.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l5 level1 lfo6; tab-stops: list .5in left 63.0pt; text-align: justify; text-indent: 9.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l5 level1 lfo6; tab-stops: list .5in left 63.0pt; text-align: justify; text-indent: 9.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l5 level1 lfo6; tab-stops: .25in list 63.0pt; text-align: justify; text-indent: 9.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">c. <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Persyaratan untuk memperoleh API :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l10 level1 lfo7; tab-stops: list .5in left 63.0pt; text-align: justify; text-indent: 9.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; mso-list: l10 level1 lfo7; tab-stops: list 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l10 level1 lfo7; tab-stops: list .5in left 63.0pt; text-align: justify; text-indent: 9.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l9 level1 lfo4; tab-stops: list 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Pengusaha yang dapat melakukan kegiatan perdagangan dengan cara memasukan barang dari luar negri ke dalam wilayah pabean Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Kategori Importir meliputi : Importir Umum, Importir Umum +, Importir Terdaftar, Importir Produsen, Produsen Importir dan Agen Tunggal.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; mso-list: l9 level1 lfo4; tab-stops: list 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Seluruh jenis barang yang terdaftar sebagai barang impor dan sesuai dengan ketentuan perpajakan dan kepabeanan yang berlaku.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">E. <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>KEBIJAKSANAAN EKPOR IMPOR</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Dalam menggiatkan kegiatan pergadangan internasional terutama ekspor impor pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan sebagai dasar pengaturan. Bentuk kebijaksanaan pemerintah tersebut diantaranya :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l6 level1 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Tentang penyempurnaan dalam tata cara pelaksanaan ekspor impor terutama tentang pemeriksaan barang ekspor impor.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l6 level1 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Tentang tata cara permohonan pengembalian bea masuk atau pembebasan bea masuk tambahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l6 level1 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;">Tentang kelonggaran yang di berikan berkaitan <span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">dengan ekspor impor.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l6 level1 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Tentang perubahan dalam tata cara dan kemudahan ekspor impor.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 27.0pt;"><b><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">F.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>JENIS-JENIS PERDAGANGAN INTERNASIONAL</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Perdagangan internasiaonal atau antara negara dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l3 level1 lfo11; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-weight: bold;">Dibagi dalam beberapa cara antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Pengiriman barang keluar negri sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negri, mempergunakan L/C dengan ketentuan devisa.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Barang dapat dikirim terlebih dahulu, sedangkan eksportir belum menerima L/C harus ada ijin khusus dari departemen perdagangan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l3 level1 lfo11; tab-stops: 27.0pt list .5in; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">Pengiriman barang ke luar negri untuk ditukarkan langsung dengan barang yang dibutuhkan dalam negri.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;">Jenis barter antara lain :<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in left 1.5in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; tab-stops: .75in; text-align: justify;">Sistem pertukaran barang dengan barang dengan menggunakan alat penetu nilai atau lazim disebut dengan denominator of valuesuatu mata uang asing dan penyelesaiannya dilakukan melalui clearing pada neraca perdagangan antar kedua negara yang bersangkutan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in left 1.5in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; tab-stops: .75in; text-align: justify;">Sistem ini dapat diterapkan bilamana salah satu pihak tidak mungkin memanfaatkan sendiri barang yang akan diterimanya dari pertukaran tersebut, maka negara pengimpor dapat mengambil alih barang tersebut ke negara ketiga yang membutuhkannya.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: 27.0pt list .75in; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; tab-stops: 27.0pt .75in; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Suatu sistem perdagangan timbal balik antar dua negara. Sebagai contoh suatu negara yang menjual barang kepada negara lain, mka negara yang bersangkutan juga harus membeli barang dari negara tersebut. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in left 1.5in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; tab-stops: 1.5in; text-align: justify;">Suatu sistem penerapan alih teknologi dari suatu negara maju kepada negara berkembang dengan cara membantu menciptakan kapasitas produksi di negara berkembang , yang nantinya hasil produksinya ditampung atau dibeli kembali oleh negara maju. </div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 1.5in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l3 level1 lfo11; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;">Pengiriman barang dimana belum ada pembeli yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tertentu di LN. Penjualan barang di luar negri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas ( <i>Free Market</i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">) </b>atau Bursa Dagang ( <i>Commodites Exchange</i>)<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>cara lelang. Cara pelaksanaan lelang pada umumnya sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l3 level1 lfo11; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Untuk memperluas pasaran hasil kita terutama dengan negara-negara sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan ( rade agreement) dengan salah saru negara. Perjanjian itu menetapkan junlah tertentu dari barang yang akan di ekspor ke negara tersebut dan sebaliknya dari negara itu akan mengimpor sejumlah barang tertentu yang dihasilkan negara tersebut. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l3 level1 lfo11; tab-stops: 27.0pt list .5in; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Setiap usaha yang bertujuan memindahkan kekayaan dari satu negara ke negara lain tanpa memenuhi ketentuan yang berlaku. Dibagi menjadi 2 bagian :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: 27.0pt list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: 27.0pt list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l3 level1 lfo11; tab-stops: 27.0pt list .5in; text-align: justify; text-indent: -.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES;">Bagi negara yang berbatasan yang dilakukan dengan persetujuan tertentu (<i>Border Agreement</i>), tujuannya pendudukan perbatasan yang saling berhubungan diberi kemudahan dan kebebasan dalam jumlah tertentu dan wajar. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Border Crossing</i> dapat terjadi melalui :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: 27.0pt list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; tab-stops: .75in; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-style: italic;">Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa lautan, perdagangan dilakukan dengan cara penyebrangan laut</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; tab-stops: .75in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-list: l3 level2 lfo11; tab-stops: 27.0pt list .75in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; tab-stops: 27.0pt list .75in; text-align: justify;"><span lang="ES" style="mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-style: italic;">Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa daratan, perdagangan dilakukan dengan cara setiap pendudik negara tersebut melakukan interaksi dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>melewati batas daratan di masing-masing negara melalui persetujuan yang berlaku</span></div></div><b><span lang="ES" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: ES; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span></b>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-50079546618031156952011-04-16T08:09:00.001-07:002011-04-16T08:09:44.440-07:00Defisit dan Surplus<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit; sebaliknya, penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus.</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sejak TA 2000, Indonesia menerapkan anggaran defisit menggantikan anggaran</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">berimbang dan dinamis yang telah digunakan selama lebih dari tiga puluh tahun.</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">keseimbangan primer (</span><i><span style="font-family: "Helvetica-Oblique","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica-Oblique;">primary balance</span></i><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">) dan keseimbangan umum (</span><i><span style="font-family: "Helvetica-Oblique","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica-Oblique;">overall</span></i></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><i><span style="font-family: "Helvetica-Oblique","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica-Oblique;">balance</span></i><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">). Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum adalah total penerimaan</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.</span></div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-13188243205658640872011-04-16T08:08:00.000-07:002011-04-16T08:08:27.930-07:00Penerimaan dan pengeluaran<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Belanja negara terdiri atas anggaran belanja pemerintah pusat, dana perimbangan, serta dana otonomi khusus dan dana penyeimbang.</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sebelum diundangkannya UU No. 17/2003, anggaran belanja pemerintah pusat</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">dibedakan atas pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. UU No.</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">17/2003 mengintrodusing </span><i><span style="font-family: "Helvetica-Oblique","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica-Oblique;">uniffied budget </span></i><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">sehingga tidak lagi ada pembedaan</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK). Sementara itu, dana otonomi khusus dialokasikan untuk provinsi Daerah Istimewa Aceh dan provinsi Papua.</span></div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-49738903152712937272011-04-16T08:07:00.000-07:002011-04-16T08:07:14.786-07:00Sumber pendapatan atau penerimaan APBN<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu penerimaan pajak yang meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan(PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),Cukai, danPajak lainnya, serta Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor) merupakan sumber penerimaan utama dari APBN. Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meliputi penerimaan dari sumber daya alam,</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">setoran laba BUMN, dan penerimaan bukan pajak lainnya, walaupun</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">memberikan kontribusi yang lebih kecil terhadap total penerimaan anggaran,</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">jumlahnya semakin meningkat secara signifikan tiap tahunnya. Berbeda dengan</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">sistem penganggaran sebelum tahun anggaran 2000, pada sistem</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">penganggaran saat ini sumber-sumber pembiayaan (pinjaman) tidak lagi</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">dianggap sebagai bagian dari penerimaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dalam pengadministrasian penerimaan negara, departemen/lembaga tidak</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">boleh menggunakan penerimaan yang diperolehnya secara langsung untuk</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">membiayai kebutuhannya. Beberapa pengeculian dapat diberikan sesuai dengan</span></div><span style="font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">peraturan perundang-undangan terkait.</span>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-16825369591864947582011-04-16T08:05:00.000-07:002011-04-16T08:05:32.939-07:00APBN<div class="MsoNormal">Definisi APBN:</div><div class="MsoNormal">Adalah suatu daftar atau penjelasan terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran negara dalam jangka waktu satu tahun yang ditetapkan dengan Undang-undang, serta dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.</div><div class="MsoNormal">Masa berlaku APBN :</div><div class="MsoNormal">APBN Indonesia mulai tahun 2000 ditetapkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berlaku mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang sedang berjalan. Sebelum tahun 2000 APBN<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berlaku<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mulai 1 April sampai dengan 30 Maret tahun berikutnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Fungsi APBN:</div><div class="MsoNormal">Fungsi Alokasi</div><div class="MsoNormal">Berkaitan dengan penggunaan sumber-sumber penerimaan negara untuk membiayai belanja negara.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Fungsi Distribusi</div><div class="MsoNormal">Berkaitan dengan pemerataan kesejahteraan masyarakat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pemerataan kesejahteraan dapat terwujud jika pemanfaatan penerimaan negara dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Fungsi Stabilitas</div><div class="MsoNormal">Berkaitan dengan pengaturan perekonomian nasional agar tetap seimbang, yaitu permintaan agregat (keseluruhan) sama dengan penawaran agregat. APBN bagi pemerintah sebagai instrumen pengendali perekonomian, baik dalam kondisi perekonomian yang stabil, depresi ataupun inflasi.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tujuan penyusunan APBN</div><div class="MsoNormal">Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR dan rakyat</div><div class="MsoNormal">Meningkatkan koordinasi dalam lingkungan pemerintah</div><div class="MsoNormal">Membantu pemeritah mencapai tujuan kebijakan fiskal</div><div class="MsoNormal">Memungkinkan pemerintah memenuhi prioritas belanja negara</div><div class="MsoNormal">Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Proses penyusunan APBN </div><div class="MsoNormal">Pemerintah (Presiden dibantu para menteri, terutama Menteri Keuangan) menyusun RABPN berdasarkan asumsi-asumsi, yaitu tentang :</div><div class="MsoNormal">Kondisi ekonomi makro seperti Produk Domestik Bruto (PDB) menurut harga yang berlaku</div><div class="MsoNormal">Pertumbuhan ekonomi</div><div class="MsoNormal">Inflasi</div><div class="MsoNormal">Nilai tukar rupiah</div><div class="MsoNormal">Rata-rata suku bunga SBI 3 bulan</div><div class="MsoNormal">Harga minyak internasional</div><div class="MsoNormal">Serta produksi minyak dalam negeri</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dalam menyusun RAPBN digunakan azas kemandirian, azas penghematan, azas penajaman prioritas pembangunan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">RAPBN oleh pemerintah diajukan ke DPR dan dilakukan pembahasan dengan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang berkompeten sesuai bidang masing-masing. Jika telah disetujui, DPR akan mengesahkan RAPBN menjadi APBN. Hak DPR untuk menetapkan anggaran negara disebtut Hak Budget. Namun jika tidak ditemukan kesepakatan tentang RAPBN, DPR menetapkan APBN tahun lalu sebagai APBN tahun berjalan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Struktur APBN :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">A. PENDAPATAN NEGARA dan HIBAH, terdiri :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Penerimaan Dalam Negeri, terdiri : </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Penerimaan Pajak, meliputi :</div><div class="MsoNormal">Pendapatan Pajak Dalam Negeri</div><div class="MsoNormal">Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), meliputi :</div><div class="MsoNormal">Penerimaan Sumber daya Alam</div><div class="MsoNormal">Pendapatan Bagian Laba BUMN</div><div class="MsoNormal">Pendapatan Negara Bukan Pajak lainnya</div><div class="MsoNormal">Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Hibah </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">B. BELANJA NEGARA, terdiri :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Belanja Pemerintah Pusat, meliputi :</div><div class="MsoNormal">Belanja Pegawai</div><div class="MsoNormal">Belanja Barang</div><div class="MsoNormal">Belanja Modal</div><div class="MsoNormal">Belanja Bunga dan Pinjaman</div><div class="MsoNormal">Subsidi (subsidi energi dan subsidi nonenergi)</div><div class="MsoNormal">Belanja Hibah</div><div class="MsoNormal">Belanja Bantuan Sosial</div><div class="MsoNormal">Belanja lain-lain</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Transfer ke Daerah, meliputi :</div><div class="MsoNormal">Dana p\Perimbangan (Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus)</div><div class="MsoNormal">Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">C. KESEIMBANGAN PRIMER</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">D. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">E. PEMBIAYAAN, terdiri :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi :</div><div class="MsoNormal">Perbankan Dalam Negeri</div><div class="MsoNormal">Nonperbankan Dalam Negeri</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pembiayaan Luar Negeri Netto, terdiri :</div><div class="MsoNormal">Penarikan pinjaman luar negeri bruto, (pinjaman program, Pinjaman proyek)</div><div class="MsoNormal">Penerusan pinjaman</div><div class="MsoNormal">Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Deskripsi per pos.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sumber Pendapatan/Penerimaan Pemerintah Pusat :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sebagaimana struktur APBN di atas, maka sumber pendapatan negara dapat diuraikan sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Penerimaan Dalam Negeri, berasal dari :</div><div class="MsoNormal">Penerimaan Pajak.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Penerimaan pajak yang masuk pos penerimaan pemerintah pusat, meliputi :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pajak Dalam Negeri, (PPh, PPN, PPnBM, PBB, BPHTB, Cukai, dan pajak lain.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pajak Perdagangan Internasional, (penerimaan bea masuk dan pajak/pungutan ekspor)</div><div class="MsoNormal">Penerimaan Negara Bukan Pajak.</div><div class="MsoNormal">Penerimaan sumber daya alamyang merupakan hasil pengelolaan kekayaan alam</div><div class="MsoNormal">Penerimaan atas laba BUMN, sesuai dengan besarnya kepemilikan saham BUMN</div><div class="MsoNormal">PNBP lain, seperti pungutan yang dikelola Kementrian atau lembaga yang berhubungan dengan pelayanan umum</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Hibah</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan pihak swasta dalam negeri dan pemerintah daerah serta pihak swasta luar negeri dan pemerintah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali dan tidak mengikat, tidak secara terus-menerus, dan dialokasikan untuk kegiatan tertentu sesuai Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">PENGELUARAN/BELANJA NEGARA</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pengeluaran Pemerintah Pusat, terdiri :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Belanja Pegawai, (PNS, TNI, POLRI, Pensiunan)</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Belanja Barang, dialokasikan untuk ;</div><div class="MsoNormal">Mempertahankan fungsi pelayanan publik</div><div class="MsoNormal">Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan barang dan jasa, perjalanan dinas,pemeliharaan aset negara</div><div class="MsoNormal">Mendukung kegiatan pemerintahan</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Belanja Modal</div><div class="MsoNormal">Yaitu belanja yang digunakan untuk membiayai pembentukan modal dalam bentuk tanah, peralatan, mesin, gedung, jaringan, dan sarana fisik lain</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pembayaran Bunga Utang</div><div class="MsoNormal">Pembayaran utang dalam negeri dipengaruhi oleh tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)</div><div class="MsoNormal">Pembayaran utang luar negeri bersumber dari pinjaman bilateral, multilateral, fasilitas kredit eskpor, dan pinjaman lain.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Belanja Subsidi</div><div class="MsoNormal">Digunakan untuk menjaga stabilitas harga, membantu masyarakat kurang mampu, membantu usaha skala mikro dan menengah, BUMN , membantu BUMN yang melaksanakan pelayanan umum</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Belanja Hibah</div><div class="MsoNormal">Merupakan transfer uang, barang, jasa yang bersifat tidak wajib kepada pemerintah daerah, BUMN, BUMD, negara lain, atau organisasi internasional</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Bantuan Sosial</div><div class="MsoNormal">Diberikan dalam bentuk transfer uang atau barang kepada masyarakat melalui lembaga nirlaba (sosial) untuk melindungi resiko sosial.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Belanja Daerah</div><div class="MsoNormal">Dana Perimbangan, meliputi :</div><div class="MsoNormal">Dana Bagi Hasil (DBH), yaitu dana bagian daerah yang bersumber dari penerimaan daerah, baik pajak maupun sumber daya alam (dalam bentuk prosentase)</div><div class="MsoNormal">Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu instrumen yang bersifat umum (block grant) guna mengatasi ketimpangan fiskal antar daerah untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah</div><div class="MsoNormal">Dana Alokasi Khusus (DAK), yaitu instrumen transfer bersifat khusus (specific grant) untuk membiayai kebutuhan khusus daerah dan atau nasional</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dana Otonomi Khusus diberikan kepada daerah-daerah yang masih tertinggal untuk pembiayaan pendidikan, kesehatan, dll</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dana Penyesuaian, diberikan kepada daerah yang menerima DAU lebih kecil dari tahun sebelumnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">http://www.babejoko.web.id/2010/10/04/anggaran-pendapatan-dan-belanja-negara.php</div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-74880032912380991102011-03-29T18:59:00.001-07:002011-03-29T18:59:59.603-07:00teknologi<div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pengertian Teknologi</b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Teknologi merupakan perkembangan suatu media / alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sejarah Teknologi</b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang teknologi. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kemajuan Teknologi</b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu :<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast">Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast">Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast">Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pengalaman di berbagai negara berkembang menunjukan bahwa campur tangan langsung secara berlebihan, terutama berupa peraturan pemerintah yang terlampau ketat, dalam pasar teknologi asing justru menghambat arus teknologi asing ke negara-negara berkembang. Di lain pihak suatu kebijaksanaan 'pintu yang lama sekali terbuka' terhadap arus teknologi asing, terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA), justru menghambat kemandirian yang lebih besar dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena ketergantungan yang terlampau besar pada pihak investor asing, karena merekalah yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi</div>aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5900386038069774302.post-60282719373765110342011-03-29T18:39:00.000-07:002011-03-31T17:19:26.041-07:00pendapatan nasionalPendapatan nasional adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.<br />
Konsep Pendapatan Nasional<br />
Produk Domestik Bruto (GDP)<br />
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.<br />
Produk Nasional Bruto (GNP)<br />
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.<br />
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri<br />
Produk Nasional Neto (NNP)<br />
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.<br />
NNP = GNP – Penyusutan<br />
Pendapatan Nasional Neto (NNI)<br />
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.<br />
NNI = NNP – Pajak tidak langsung<br />
Pendapatan Perseorangan (PI) Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).<br />
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )<br />
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)<br />
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.<br />
<br />
DI = PI – Pajak langsung<br />
Tujuan mempelajari pendapatan nasional<br />
Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara<br />
Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun<br />
Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.<br />
Manfaat mempelajari pendapatan nasional<br />
Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara<br />
Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi<br />
Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara<br />
Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.<br />
Perhitungan Pendapatan Nasional<br />
Metode Produksi<br />
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu<br />
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]<br />
2. Metode Pendapatan<br />
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.<br />
Y = r + w + i + p<br />
3. Metode Pengeluaran<br />
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.<br />
Y = C + I + G + (X – M)<br />
Pendapatan Perkapita<br />
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB perkapita.<br />
Pendapatan per kapita (per capita income) adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut.<br />
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.<br />
<br />
http://www.e-dukasi.net/aditya25http://www.blogger.com/profile/05079909201487490099noreply@blogger.com0