Defisit dan Surplus

Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit; sebaliknya, penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus.

   Sejak TA 2000, Indonesia menerapkan anggaran defisit menggantikan anggaran
berimbang dan dinamis yang telah digunakan selama lebih dari tiga puluh tahun.
Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu:
keseimbangan primer (primary balance) dan keseimbangan umum (overall
balance). Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak
termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum adalah total penerimaan
dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.

7 komentar:

mengapa pemerintah tidak bisa mencetak uang untuk menutup defisit?

 

Apabila pemerintah mencetak uang apalagi berlebihan, memang .. memang akan menambah uang yang beredar. Menambahnya uang beredar atau bertambahnya uang yang beredar dimasyarakat dikatakan sebagai inflasi, inflasi dapat diartikan pula meningkatkan harga barang-barang secara umum. artinya apa? artinya seluruh harga barang-barang, baik sembako, dan barang-barang lainnya yang biasa kita beli sehari-haripun ikut meningkat. Masayarakat menengah kebawahlah yang akan sangat menerima dampaknya, rakyat makin terpuruk karna harga barang-barang naik. Bagaimana dengan dunia usaha? khususnya perusahaan dagang, wirausahapun lagi-lagi terkena dampaknya yakni, meningkatnya BIAYA-BIAYA operasional perusahaan yang dapat menggerus laba perusahaan, apabila laba perusahaan tergerus apa yang terjadi? PHK masal, karena perusahaan tidak mampu untuk menggaji seluruh karyawannya. Serem ya? memang.

Belum lagi jika inflasi terjadi, maka dapat diartikan pula menurunnya atau tergerusnya nilai tukar rupiah kita. Mengapa? karena banyaknya jumlah uang beredar dimasyarakat, artinya banyak IDLE MONEY / uang yang menganggur yang dengan kata lain dapat di-investasikan. Trus dampaknya apa kalo banyak orang yang invstasi, bukannya bagus? memang, tapi .. nah disini kalo konteksnya masyarakat menginvestasikan uangnya TANPA harus mengkonversikannya ke-MATA UANG LAIN itu bagus, tapi apa yang terjadi kalo mereka menginvestasikan uang mereka dengan meng-KONVERSIKAN nilai mata uang rupiah? yang terjadi adalah NILAI MATA UANG RUPIAH MENGALAMI PENURUNAN/ PENGGERUSAN terhadap kurs negara lain dimana uang kita bermuara disana.

Nah itu semua balik lagi ke hukum ekonomi Demand dan Supply dimana makin banyak permintaan atau semakin banyak investor asing membeli atau mengkonversikan mata uangnya ke-RUPIAH maka RUPIAH akan MENGUAT terhadap kurs negara tsb begitupun SEBALIKNYA.

Sekian. Wassalam ~
-Raditya Haryo Prasetyo-

 

Memang ya setiap kebijakan yang Pemerintah ambil mengandung nilai lebih, namun tak luput pula efek negatif dari kebijakan yang diambil. Maka dari itu Pemerintah mempertimbangkan banyak hal dalam membuat kebijakan. Ibarat kita sebagai orang biasa hanya sanggup melihat dan berfikir solusi atau efek dari kebijakan yang diambil Pemerintah, namun Pemerintah sudah memikirkan dampak selanjut-selanjutnya bila mereka mengambil kebijakan a,b,c,d dan seterusnya dan mereka sudah membuat solusi yang mengedepankan risiko paling minim yang akan diterima. Rumit ya? tapi kenyataannya memang itulah yang mereka kerjakan, maka dari itu kita jangan hanya bisa menuntut, tapi bantulah negara ini dengan APA YANG KITA BISA LAKUKAN, itulah tugas kita sebagai bangsa Indonesia. Thanks ~

 

Artikelnya bagus kak, tapi Masih kurang Panjang Artikelnya,-

 

mantab nih...sering sering bro bagi ilmu kek gini...

 

apa jadinya kalo penerimaan melebihi pengeluaran ?

 

Posting Komentar